Afghanistan
Serangan Drone Amerika Tewaskan 10 Warga di Kabul Afghanistan, Ada Relawan AS
militer AS hanya memberikan waktu beberapa detik sebelum rudal Hellfire menghantam targetnya pada Agustus lalu.
"Kami kini mendapat kepastian tidak mungkin kendaraan beserta korban tewasnya berhubungan dengan ISIS-K atau mengancam AS," kata McKenzie.
"Serangan ini kami yakini akan mencegah ancaman ke pasukan atau proses evakuasi. Tapi ini kesalahan dan saya meminta maaf," kata dia.
Pentagon Meminta Maaf ke Warga Afghanistan
Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin meminta maaf terkait serangan drone salah sasaran yang menewaskan sejumlah warga sipil Afghanistan pada bulan Agustus lalu.
Permintaan maaf tersebut disampaikan oleh juru bicara Pentagon, John Kirby, dalam konferensi pers di Washington DC, Jumat (17/9/2021).
“Atas nama Departemen Pertahanan, ia (Lloyd Austin) menyampaikan belasungkawa terdalamnya kepada anggota keluarga yang masih hidup dari mereka yang terbunuh, termasuk bapak (Zamairi) Akmadhi dan staf dari Nutrisi dan Pendidikan Internasional, pegawai bapak Akmadhi,” ucap Kirby.
Laporan penyelidikan menemukan hanya warga sipil yang tewas dalam serangan drone mematikan itu.
Padahal serangan drone tersebut ditujukan untuk menggempur kelompok ISIS-K.
Penyelidikan militer lanjutan juga akan dilakukan perihal serangan drone itu.
“Untuk itu, ia telah meminta tinjauan menyeluruh dari penyelidikan yang baru saja diselesaikan oleh Komando Pusat AS, dan ia telah meminta tinjauan ini untuk mempertimbangkan sejauh mana penyelidikan telah melihat semua konteks dan informasi yang tersedia, sejauh mana langkah-langkah akuntabilitas yang perlu diambil, dan pada tingkat apa, dan sejauh mana otoritas yang bertindak, Prosedur dan proses perlu diubah untuk ke depannya,” pungkasnya.
TAUTAN AWAL: Serangan Drone Salah Sasaran, Pentagon Meminta Maaf ke Warga Afghanistan yang Jadi Korban