G30SPKI
Kisah Musso dan Alimin, Dalang Pemberontakan PKI di Indonesia, DN Aidit Bukanlah Apa-apanya
Musso dan Alimin langsung dihadapkan kepada pemimpin besar Komunis, yakni Stalin ketika di Moskow.
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
TRIBUNMANADO.CO.ID - Siapa yang tak kenal dengan Dipa Nusantara Aidit atau yang lebih akrab disebut DN Aidit.
Dia menjadi tokoh utama dalam kegiatan-kegiatan PKI.
Bahkan di bawah kepemimpinannya, PKI menjadi salah satu partai terbesar di Indonesia.
Kematian Aidit pun sekarang masih menjadi kontroversi dan di mana jenazahnya pun tidak diketahui.
Kisah DN Aidit saat peristiwa pecahnya gerakan pengkhianatan G30S PKI 1965. Dieksekusi mati dan keluarganya hidup dalam kesulitan. (Kolase Foto: Surya.co.id/Istimewa)
Asal muasal adanya PKI di Tanah Air berasal dari seorang sosialis asal Belanda, Henk Sneevliet.
Henk mendirikan partai bernama Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) yang merupakan embrio PKI.
Setelah Indonesia merdeka ISDV berganti nama menjadi PKI yang lambat laun semakin membesar dengan ratusan ribu pendukung dan dinobatkan sebagai partai komunis non-penguasa terbesar di dunia setelah Rusia dan China tentunya.
Banyaknya massa PKI disebabkan rakyat Indonesia (saat itu) menilai ideologi komunis cocok dengan keadaan mereka.
Tentu tokoh partai Palu Arit Indonesia yang paling dikenal ialah Dipa Nusantara Aidit/DN Aidit.
Memang sih, DN Aidit dianggap yang paling bertanggungjawab atas peristiwa berdarah G30S PKI
dan tabu jika ia mengaku tak tahu menahu mengenai peristiwa tersebut.
Namun siapa sangka jika Aidit bakal menjadi 'anak bawang' jika bertemu dengan dua pentolan PKI ini.
Tersebutlah Muso Manowar atau Munawar Muso alias Musso dan Alimin bin Prawirodirdjo.
25 Desember 1925, para pemimpin PKI mengadakan pertemuan kilat di daerah Prambanan, Klaten, Jawa Tengah.