Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Peristiwa G30S PKI

Kisah Mayjen Sutoyo Siswomiharjo Dihujani Peluru Pemberontak G30 September PKI, Ini Hasil Otopsinya

Kisah Mayjen Sutoyo Siswomiharjo dibunuh dalam peristiwa G30S PKI 1965. Diculik dan dibawa ke Lubanh Buaya.

Editor: Frandi Piring
Istimewa.
Kisah Jenderal Sutoyo Siswomiharjo terbunuh saat peristiwa G30S PKI September 1965. 

Selama menjabat sebagai ajudan, ia mempelajari sifat militer yang baik dari sang komandan.

Tidak sampai satu tahun, Sutoyo Siswomiharjo dipercaya untuk memegang jabatan sebagai kepala Bagian Organisasi Polisi Tentara Resimen 2 Purworejo.

Jabatan ini diemban hingga Mei 1948.

Di masa ini, ia sudah berpangkat Kapten.

Selanjutnya, ia bertugas sebagai Kepala Staf Corps Polisi Militer di Yogyakarta.

Sebulan kemudian, ia dipindahkan ke Solo untuk memangku jabatan Komandan CPM Detasemen 3 Surakarta.

Pada waktu ini, sering terjadi bentrokan bersenjata antara pasukan Siliwangi dengan pasukan lain yang telah dipengaruhi PKI.

Keamanan dan ketertiban di Surakarta berhasil dipulihkan setelah pemberontakan PKI di Madiun, 18 September 1948, berhasil ditumpas.

Hanya berselah beberapa lama, Belanda melancarkan Agresi Militer II.

Pada waktu itu Ibukota RI di Yogyakarta berhasil dikuasai.

Angkatan Perang RI mundur dari kota dan membentuk barisan pertahanan di daerah-daerah pinggir.

Selanjutnya, serangan dilakukan dengan taktik gerilya.

Kala itu, Sutoyo Siswomiharjo dan pasukannya juga meninggalkan Solo untuk melakukan gerilya.

Setelah perjanjian Roem Royen, Sutoyo Siswomiharjo diangkat menjadi Kepala Staf Batalyon CPM Yogyakarta.

Ketika Ibukota Negara dipindahkan kembali ke Jakarta, ia menjabat sebagai Komandan Batalyon 1 CPM dan pangkatnya menjadi Mayor.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved