Konflik di Afghanistan
Kisah Arghand, Jurnalis Wanita Pertama yang Berhasil Wawancarai Taliban, Sebut Ada Propaganda
Wawancara itu menurutnya adalah propaganda dari Taliban yang namanya saat ini tengah menjadi perbincangan dunia.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Cerita menegangkan seorang pembawa berita Tolo News, Afghanistan, Beheshta Arghand.
Ia sempat menjadi sorotan ketika dia mewawancarai pimpinan Taliban hanya beberapa hari setelah mereka menguasai Kabul.
Dua minggu kemudian, dia akhirnya meninggalkan negaranya di tengah ketakutan akan keselamatannya, demikian dilaporkan BBC, Rabu (1/9/2021).
Kepada Reuters, Arghand yang kini berada di Doha, Qatar, menceritakan bagaimana detik-detik mengejutkan ketika tiba-tiba pentolan Taliban muncul di studio televisi Tolo News, dua hari setelah menjatuhkan pemerintahan Afghanistan pada 15 Agustus 2021.
Arghand mengatakan, ia harus mengatur nafasnya dan menyesuaikan jilbabnya agar terlihat lebih seperti jilbab tradisional yang pas ketika seorang pejabat Taliban muncul, tanpa diundang, di studionya, meminta untuk diwawancarai.
Penyiar TV Afghanistan, Beheshta Arghand yang sempat mewawancarai pejabat Taliban mengungkapkan sikap kelompok militan itu kepada jurnalis wanita.
Arghand diketahui telah keluar dari Afghanistan dan kini berada di Qatar.
"Perempuan – Taliban, mereka tidak menerima. Ketika sekelompok orang tidak menerima Anda sebagai manusia, mereka memiliki gambaran di benaknya tentang Anda, itu sangat sulit," kata Arghand, dikutip dari The Guardian.
Arghand sempat mewawancarai pejabat Taliban secara langsung setelah Kabul jatuh.
Wawancara itu menurutnya adalah propaganda dari Taliban yang namanya saat ini tengah menjadi perbincangan dunia.
• Dua Petugas Bea Cukai Dikeroyok Massa, Barang Sitaan Hilang dan Pelaku Lolos, Ini Kronologinya
Para militan bertujuan untuk menampilkan citra moderat karena mereka berjanji menghormati hak-hak perempuan.
Arghand bercerita bahwa Taliban meminta perusahaannya, Tolo News, mewajibkan semua pegawai wanita mengenakan jilbab.
Selain itu, Taliban juga menangguhkan sejumlah presenter wanita di stasiun TV lain.