Peristiwa G30S PKI
Kisah Ade Irma Suryani, Putri Jenderal Nasution yang Jadi Korban G30S, Sempat Bilang Jangan Menangis
Begini kisah Ade Irma Suryani yang tertembak saat peristiwa G30S PKI 1965. Sempat berkata kepada kakaknya jangan menangis.
Pemerintah membangun monumen di tempat peristirahatan terakhirnya, di kawasan Kebayoran Baru, persis di samping Kantor Wali Kota Jakarta Selatan.
Di depan nisannya, tertulis kata-kata dari sang ayah, Jenderal A.H. Nasution. "Anak saya yang tercinta, engkau telah mendahului gugur sebagai perisai ayahmu."
Saat ini, namanya diabadikan sebagai nama jalan, sekolah taman kanak-kanak, hingga panti asuhan, di beberapa daerah di Indonesia.
Salah satunya adalah taman permainan dan rekreasi di Kota Cirebon yang diberi nama Taman Ade Irma Suryani Nasution.
Ade Irma Suryani, putri bungsu Jenderal AH Nasution yang terbunuh saat peristiwa Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia atau G30S/PKI.
Ade Irma Suryani tewas setelah tertembak oleh pasukan Tjakrabirawa yang kala itu tengah mencari ayahnya, AH Nasution.
Dalam persitiwa G30S PKI, Ade Irma Suryani tercatat menjadi korban termuda. (Lucky Oktaviano)
Kata-kata Terakhir Ade Irma Suryani Sebelum Meninggal Dunia
Kisah Ade Irma Suryani yang terbunuh kala peristiwa G30S/PKI diceritakena kembali oleh kakak kandungnya yakni, Hendrianti Sahara Nasution atau yang akrab disapa Yanti.
Yanti sempat diwawancara oleh iNews untuk menceritakan detik-detik peyerbuan pasukan Tjakrabirawa pada malam berdarah itu.
Dikisahkan Yanti, saat malam penyerbuan tersebut, Ade Irma tengah tidur bersama kedua orangtuanya: AH Nasution dan Johanna Sunarti.
Sesaat sebelum Tjakrabirawa menyerbu, AH Nasution dan istrinya terbangun karena nyamuk.
"Kebetulan, ada nyamuk, Mama sama Ayah terbangun.
"Kebetulan persis pada saat itu, bunyi pintu depan itu dibuka orang.
"Lalu Mama lihat, mengintip, terus Mama lihat Tjakrabirawanya masuk," cerita Yanti mengawali kisah penyerbuan di rumahnya.