Liga Italia
Cristiano Ronaldo, Filosofi Bermain yang Berubah-ubah dan Ego Pemain Hancurkan Juventus
Sembilan musim merajai Liga Italia secara berturut-turut merupakan bukti kedahsyatan tim asal Turin ini. Namun awal musim ini,
TRIBUNMANADO.CO.ID, ITALIA - Sembilan musim merajai Liga Italia secara berturut-turut merupakan bukti kedahsyatan tim asal Turin ini. Namun awal musim ini, Juventus, tengah mengalami masa-masa kurang menyenangkan.
Juventus gagal meraih kemenangan dalam dua laga awal mereka di Liga Italia.
Tim berjuluk Bianconeri itu hanya meraih hasil imbang dan kalah dalam dua pertandingan tersebut.

Padahal kedua tim yang dihadapi Si Nyonya Tua di awal kompetisi ini bukanlah lawan yang relatif berat.
Tim besutan Max Allegri ini hanya meraih total satu poin saat berhadapan dengan Udinese dan Empoli.
Baca juga: Dokter Cantik Kecewa Sahabat Batalkan Undangan Pernikahan Untuknya, Padahal Sudah Beli Tiket Pesawat
Baca juga: Suka Lakukan Kawin Cerai, Oknum PNS yang Diduga Sudah 7 Kali Nikah Dilaporkan Istri Sirinya
Tak sedikit pihak yang mulai berspekulasi terkait penyebab melorotnya performa mereka musim ini.
Efek kepergian Cristiano Ronaldo dianggap menjadi salah satu sebab utama yang menyebabkan Juve merana.
Namun, analisa yang berbeda dihadirkan oleh Giovanni Galeone.
Giovanni Galeone sendiri bukanlah orang sembarangan.
Pasalnya, ia adalah mentor sekaligus orang dekat dari pelatih Bianconeri saat ini, Max Allegri.
Galeone mengungkapkan ada dua hal yang menyebabkan kemerosotan performa rival abadi Inter Milan ini.
1. Filosofi Bermain
Sebab pertama yang ia sebutkan adalah persoalan filosofi permainan.
Hal itu didapat dari beragam pelatih yang dipercaya menangani Si Nyonya Tua dalam beberapa tahun terakhir.
Memang sepeninggal Antonio Conte, Juventus sering menunjuk pelatih anyar setiap beberapa musim.
Mulai dari Andrea Pirlo, Maurizio Sarri hingga Max Allegri menjadi bukti.
Dan ketiga pelatih di atas memiliki gaya bermain yang kontras satu sama lainnya.
Alhasil, para pemainlah yang menjadi korban dari kebijakan klub tersebut.
Baca juga: Masih Ingat Anggun C Sasmi? Bertahun-tahun Tinggal di Prancis, Biasakan Anak Bicara Bahasa Indonesia
Baca juga: Daftar 24 Daerah di Indonesia Berpotensi Cuaca Esktrem, Info BMKG untuk Kamis 2 September 2021
"Juventus memiliki banyak pemain kuat yang berada di dalam skuat beberapa tahun terakhir," ungkap Galeone dikutip dari Juvefc.
"Allegri mengatakan dia dan para stafnya harus bekerja sangat keras untuk menangani pemain-pemain ini."
"Tulang pungung dari tim ini memang masih sama untuk beberapa waktu."
"Tetapi mereka sudah berganti-ganti filosofi permainan dalam beberapa tahun terakhir. Dan mereka hampir kehilangan arah karena itu," sambungnya.
2. Egois
Selain itu, para pemain nampaknya belum sepenuhnya menyatu dengan tim.
Sikap individualistis menjadi sangat kentara dalam permainan Chiellini cs.
Hasil dari kombinasi dua hal tersebut tak lain adalah keterpurukan tim asal Turin ini.
Untuk itu, Allegri tengah berjuang untuk menyatukan kembali kepingan-kepingan yang tercecer di dalam tim.
Untungnya ia memiliki waktu ekstra untuk membenahi tim.
Sebab para pemain tengah bersiap menjalani pekan internasional dan berlaga bersama negara masing-masing.
Allegri perlu segera menemukan formula terbaik untuk menyatukan tim.
Sebab mereka sudah tertinggal lima angka dari tim kuat Liga Italia lainnya.
Tim seperti Lazio, Inter Milan dan AS Roma bahkan berhasil menyapu bersih dua laga awal mereka dengan kemenangan.
"Masalah di Juventus adalah para pemain ingin tampil menonjol," ujar Galeano.
"Semua orang ingin bermain dengan caranya sendiri."
"Jadi Max memerlukan waktu lebih panjang untuk menyatukan tim ini," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Guruh)
Penulis: guruh putra tama
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah