Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bacaan Alkitab

Renungan Alkitab Senin 30 Agustus 2021, 2 Raja-raja 2:2-6 : Loyalitas dan Kehambaan Elisa

Dia adalah nabi yang sangat loyal kepada gurunya Elia, dan sangat taat kepada Allah. Elia sendiri sudah tahu bahwa Allah telah mempersiapkan Elisa

Editor: Aldi Ponge
Istimewa
Renungan Harian Kristen 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Elisa yang artinya "Allah (Elohim)-ku adalah keselamatan," adalah anak Safat berasal dari kota Abel-Mehola.

Ia seorang murid Elia yang bekerja di Kerajaan Israel (Samaria) pada zaman pemerintahan raja raja Yoram, Yehu, Yoahas, dan Yoas, sekitar abad ke 8 SM.

Dia adalah nabi yang sangat loyal kepada gurunya Elia, dan sangat taat kepada Allah.

Elia sendiri sudah tahu bahwa Allah telah mempersiapkan Elisa sebagai nabi yang akan menggantikannya (1 Raj 19:16b).

Ketika saat "suksesi regenerasi" dari Elia kepada Elisa tiba, orang-orang Israel, terutama para nabi tahu bahwa sang abdi Allah akan terangkat ke sorga dalam angin dan badai.

Elia dan Elisa pun berjalan dari Gilgal menuju Betel, lalu Yerikho, hingga akhirnya tiba di sungai Yordan, dan menyeberanginya.

Sejak di Gilgal, Elia sudah melarang Elisa menyertainya. Tapi dalam kerendahan hati dan kehambaannya, Elisa menolak dengan rasa hormat permintaan "bosnya."

Sambil bersumpah dan berjanji, dia menyatakan demi Tuhan yang hidup, dia tidak akan meninggalkan nabi Elia, apapun yang akan terjadi. Hal ini berulang sampai 3 kali, yakni ketika di Betel dan di Yerikho.

Ironisnya, di tiga tempat yang sama, 50 orang rombongan para nabi itu, mengolok-olokan Elisa bahwa nabinya itu akan terangkat ke sorga. Dengan kewibawaannya, dia menjawab bahwa dia tahu, jadi diamlah.

Sungguh, Elisa adalah hamba Elia yang sangat loyal dan memiliki hati sebagai hamba. Dia benar-benar "suksesor" yang berintegritas.

Sementara Elia telah mempersiapkan dia dengan baik untuk menjadi hamba Tuhan yang benar dan pemimpin yang kuat dan berkarakter.

Elisa menunjukan loyalitasnya itu secara luar biasa. Dia tetap ikut mendampingi sang abdi Allah sampai angin dan badai memisahkan mereka secara ajaib di seberang sungai Yordan.

Demikian firman Tuhan hari ini.

"Pada waktu itu mendekatlah rombongan nabi yang ada di Yerikho kepada Elisa serta berkata kepadanya: "Sudahkah engkau tahu, bahwa pada hari ini tuanmu akan diambil dari padamu oleh TUHAN terangkat ke sorga?" Jawabnya: "Aku juga tahu, diamlah!"

Berkatalah Elia kepadanya: "Baiklah tinggal di sini, sebab TUHAN menyuruh aku ke sungai Yordan." Jawabnya: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu berjalanlah keduanya. (ay 5, 6)

Elia adalah seorang nabi Allah yang kharismatik. Dia memiliki kuasa imamat. Dia memiliki kuasa Allah. Namun seiring bertambah usianya, ia semakin tua.

Dia telah mempersiapkan Elisa dengan begitu rupa dalam segala keadaan. Elisa sendiri telah mengikuti Elia bertahun-tahun.

Jadi proses peralihan kepemimpinan atau suksesi dari Elia kepada Elisa berlangsung sangat baik.

Elia mempersiapkan Elisa, sementara Elisa sangat loyal kepadanya dan benar-benar memiliki hakikat kehambaan dalam melayani. Karena itu, proses suksesi pelayanannya berlangsung dengan sangat baik, tepat dan benar bahkan beretika.

Sahabat Kristus, Elia telah mempertontonkan kepada kita tentang bagaimana sikap seorang pemimpin sekaligus sebagai hamba.

Sebagai pemimpin, dia tahu kapan waktunya dia harus meletakkan jabatannya, tidak serakah apalagi "membawanya sampai mati." Dia telah menyiapkan Elisa dengan segala baik, hingga sang murid benar-benar siap menerima tongkat estafet kepemimpinan.

Meski dia seorang pemimpin yang sudah uzur, tapi dia tidak mentang-mentang dan main perintah. Malah menjelang ajalnya terangkat ke sorga, dia melarang si murid ikut dengannya.

Dia tidak mau membebani muridnya atau orang lain. Tetap rendah hati namun penuh wibawa hingga akhir hayatnya.

Elisa pun setali 2 ujung dengan tuannya. Meski Elia sudah tua, tapi dia selalu hormat padanya. Bahkan meski berulang-ulang dilarang mengikuti bosnya yang akan pergi, dia tidak rela.

Dia tetap loyal dan taat hingga titik darah terakhir dari nabi.

Sebagai hamba Tuhan, sudah sewajarnyalah kita meneledani Elisa yang rendah hati, namun loyal penuh dalam pelayanan dan taat kepada Tuhan Yesus.

Janganlah kita bersungut-sungut, tapi layanilah Tuhan dengan sepenuh dan setulus hati. Bukan setengah hati. Layanilah Tuhan dalam ketaatan penuh dan dalam kehambaan, bukan dengan penyangkalan apalagi pengkhianatan.

Jangan jadi Yudas dalam pelayanan. Jangan menjual Kristus dengan cara kita yang jahat. Tapi tunjukanlah loyalitas, ketaatan dan kepasrahan penuh kita kepada Allah.

Demikian sebagai keluarga dan umat Kristus, tunjukanlah keteladanan dalam melayani Tuhan. Hormatilah para pemimpin dan pelayan. Topang dan bantulah penuh pelayanan. Jadikanlah hidup kita hanya untuk memuliakan nama-Nya. Amin

Doa: Tuhan Yesus, pakailah hidup kami hanya untuk memuliakan nama Tuhan dalam segala hal. Amin. (Jackried Malueseng)

Berita terkait Bacaan Alkitab

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved