Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Konflik di Afghanistan

Ledakan Dekat Bandara Kabul Afghanistan, Diduga Ledakan Itu Terjadi karena Ada Serangan Roket

Seperti yang diketahui ketegangan di Afghanistan masih terus terjadi, diketahui paga minggu kemarin kembali terjadi ledakan di dekat Bandara Kabul.

Editor: Glendi Manengal
Najiba/AFP
Ledakan keras kembali terdengar di ibukota Afghanistan, Kabul pada Minggu (29/8/2021). 

Hingga Jumat (27/08), sebanyak 104.000 warga sipil telah dievakuasi dari Afghanistan, termasuk 66.000 orang dari AS serta 37.000 individu dari negara sekutu dan mitra AS.

Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, dalam unggahan di Twitter mengatakan pihaknya dengan keras mengecam ledakan ganda di area yang dikontrol oleh militer Amerika Serikat.

"Kami mengutuk pengeboman yang menyasar warga sipil di bandar udara Kabul," kata Mujahid.

Ia menambahkan ledakan terjadi di "area yang tanggung jawab keamanannya ada di tangan militer AS".

Juru bicara sekjen PBB Antonio Guterres juga mengutuk atas insiden yang ia gambarkan sebagai "serangan teroris yang menewaskan dan menyebabkan luka-luka warga sipil di Kabul, kata juru bicara Guterres.

"Insiden ini menggarisbawahi situasi di lapangan yang tidak menentu ... tapi juga menguatkan keinginan kami untuk melanjutkan bantuan di seluruh negeri bagi rakyat Afghanistan," kata juru bicara sekjen PBB, Stephane Dujarric kepada para wartawan.

Wartawan BBC Secunder Kermani di Kabul mengatakan, "Video yang dibagikan di media sosial menjukkan tumpukan jenazah, jadi kemungkinan korban meningkat."

Saat ini masih ada puluhan ribu warga Afghanistan di bandara dan berupaya meninggalkan negara itu setelah Taliban berkuasa.

ISIS-K

Komandan ISIS-K sempat melakukan wawancara dengan Koresponden CNN, Clarissa Ward, dua hari sebelum bom bunuh diri di dekat bandara Kabul, Afghanistan, terjadi pada Kamis (26/8/2021).

Dalam wawacara tersebut, Komandan ISIS-K mengatakan kelompoknya sudah "menunggu waktu untuk menyerang."

"Saat warga asing dan orang-orang meninggalkan Afghanistan, kami bisa memulai kembali operasi kami," kata sang komandan yang tak disebutkan namanya, Selasa (24/8/2021), dikutip dari Sputnik News.

Ia menambahkan, ISIS-K sudah merekrut anggota dan menunggu warga asing meninggalkan Afghanistan.

Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan pada Ward bahwa dirinya telah memimpin kelompok beranggotakan 600 orang, termasuk orang India dan Pakistan.

Militan anonim itu juga mengklaim ia pernah bekerja dengan Taliban.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved