Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Heboh

Jenderal Bintang 2 Dianiaya Warga, Ternyata Berawal dari Masalah ini, Kini Fakta Lain Terungkap

Namun, pada malam harinya, YIS ternyata pulang ke Bandung dan membuat pengaduan penganiayaan ke Polda Jabar.

Editor: Indry Panigoro
internet
Ilustrasi dianiaya (bukan orang yang dimaksud dalam berita) 

“Apabila permasalahan ini tidak menemui jalan damai, tentunya kita menghormati hak kedua belah pihak, baik hak warga, maupun hak Perwira TNI AU tersebut yang akan menempuh jalur hukum,” kata Indan.

Sebelumnya, surat dengan kop Pemkab Garut, Kecamatan Samarang, Desa Sukalaksana, beredar luas di masyarakat. Isi surat itu berupa penjelasan mengenai kronologi dugaan peristiwa penganiayaan.

Kepala Desa Sukalaksana, Oban Sobana, mengatakan peristiwa penganiayaan yang diduga dilakukan warganya ini berawal dari keributan yang terjadi di pertigaan Jalan Waluran Lebak, Kamis (19/8/2021).

Ilustrasi dianiaya
Ilustrasi dianiaya (internet)

Saat itu, seorang pengendara mengaku jenderal bintang 2 memaksa warga yang ada di lokasi untuk membongkar patok besi pinggir jalan yang berfungsi membatasi masuknya truk ke jalan utama desa.

Namun, portal sebenarnya masih bisa dilewati oleh berbagai jenis kendaraan, bahkan truk engkel pengangkut sayuran.

Ketika warga menolak untuk membongkarnya.

Warga juga mempertanyakan mengenai izin dari pemerintah desa untuk membongkar patok tersebut.

Ditanya demikian, kata Oban, pria yang mengaku jenderal bintang 2 itu marah dan mengancam warga sambil mengacungkan golok dan meminta warga menghadirkan kepala desa.

"Karena katanya, 'jangankan kepala desa, bupati, atau gubernur sekalipun bisa ia berhentikan dari jabatannya saat itu juga'," kata Oban menirukan perkataan YIS saat itu.

Karena merasa takut akhirnya warga yang ada di sana pun menuruti perintah YIS. 

YIS, kata Oban, kemudian membawa patok besi itu menggunakan mobilnya menuju Kampung Sangiang Lawang, Desa Parakan.

Oban mengatakan, kejadian tersebut rupanya menyulut emosi warga. Akhirnya sekitar 150 orang berangkat menyusul YIS.

Mereka mempertanyakan sikap dan tindakan YIS yang mengancam warga dan membongkar patok.

"Namun, kedatangan warga tersebut disambut dengan kata-kata mencemooh, dengan mempertanyakan mau apa pada datang, 'apakah untuk melakukan tindakan kriminal', sambil mengacungkan kembali golok yang dipegangnya," kata Oban.

Hal itulah, kata Oban, yang kemudian semakin memicu kemarahan warga, sehingga terpancing emosinya dan melakukan tindakan pemukulan. 

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved