Penanganan Covid
Pengamat Epidemiologi: Isolasi Terapung Jadi Solusi Perawatan Bagi Pasien Positif Covid-19
Kapal KM Tatamailau sebagai tempat Isolasi terapung bagi pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 mulai beroperasi
Penulis: Mejer Lumantow | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Terkait dengan mulai beroperasinya Kapal KM Tatamailau sebagai tempat Isolasi terapung bagi pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19, Pengamat Epidemiologi Sulut Jonesius Manoppo menyebut hal ini merupakan solusi terbaik ketimbang harus menjalankan isolasi mandiri dirumah.
"Selama ini memang ada karantina seperti rumah singgah yang disediakan oleh pemerintah, mengingat keterbatasan tempat maka pemerintah mengijinkan untuk diberlakukan isolasi mandiri dirumah, diharapkan dengan diisolasinya penderita maka peluang untuk menjangkiti orang serumah maupun tetangga semakin kecil," jelas Manoppo kepada Tribun Manado.
Dikatakannya, Karantina memang penting untuk memutuskan rantai penularan, dengan menjauhkan sumber infeksi dari kelompok rentan, akan mengurangi paparan dalam kelompok.
Namun, Menurut Dosen Epidemiologi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat ini menyebut, isolasi dirumah ini rawan sekali bocor, sebab penularan tetap terjadi apabila masih menggunakan secara bersamaan fasilitas dalam rumah seperti fasilitas MCK maupun tempat makan.
"Jadi efektifitas isolasi mandiri dirumah dalam rangka menurunkan angka penularan dinilai rendah, untuk itu perlu tempat terpusat untuk melakukan karantina," papar Manoppo.
Selain itu, kata Manoppo, Isolasi mandiri di rumah juga tidak bisa dipantau perjalanan penyakitnya, kadangkala sudah memburuk namun karena tidak dinilai oleh profesional kesehatan maka banyak yang kemudian meninggal dirumah.
"Nah pertimbangan inilah yang dijadikan alasan oleh pemerintah menyediakan fasilitas Kapal laut sebagai sarana karantina, keunggulannya kapal ini berada di pantai, jadi berada jauh dari komunitas, kemudian tersedia tempat tidur, fasilitas mck, dapur, bahkan klinik dan tempat hiburan," sebut Manoppo.
Secara psikologi sosial, setiap pasien yang terkonfirmasi positif, maka mereka bisa berkomunikasi didalam karantina tersebut sehingga tidak stres dibanding dengan melakukan isolasi sendiri di kamar dalam rumah masing-masing minimal 10 hari.
"Kedepannya diharapkan tracking dan testing terus dilakukan secara konsisten, dan yang terjaring perlu diarahkan ke pusat karantina tersebut, tentunya dengan mengedepankan cara-cara kemanusiaan," ungkap Manoppo.
Hanya, tambah dia, tinggal pengaturan mengenai sistem didalamnya yang perlu diperhatikan, mulai dari SDM kesehatan yang akan ditempatkan disana, fasilitas kesehatan yang perlu dilengkapi, pasokan makanan, pencucian pakaian serta operasional lain yang terkait dengan kesejahteraan semua pihak yang menghuni kapal tersebut.
"Walaupun kesannya kebijakan ini terlambat, karena sepertinya kasus mulai melandai, tapi harus diapresiasi sebagai bentuk pembelajaran apabila hal yang sama terulang kembali di masa depan," tandas Manoppo. (Mjr)
Baca juga: Persmin Football Academy Dimulai, Firman Utina Cari Bibit Pesepakbola di Minahasa
Baca juga: Sosok Jihane Almira Chedid, Artis Berprestasi yang Sabet Juara Favorit Miss Supranational 2021
Baca juga: Link Live Streaming Liga Spanyol Levante vs Real Madrid, 3 Poin Harga Mati Amankan Posisi Klasemen