Konflik di Afghanistan
Taliban Tembak Mati Kepala Polisi Afghanistan dengan Mata Tertutup, Tangkap Gubernur
Taliban yang telah membentuk pemerintahan baru di Afghanistan terus menyisir lawan-lawan yang selama ini berperang dengan mereka.
Ingkar Janji
Apa yang dilakukan Taliban ini seperti menelan ludahnya sendiri, mengingat mereka berjanji tak akan melakukan kekerasan terhadap perempuan atau mendendam terhadap musuhnya.
“Kami tak menginginkan adanya musuh secara internal atau eksternal,” tutur Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid.
Namun, menurut laporan, Gubernur dan Kepala Polisi di Provinsi Laghman di dekat Jalalabad, juga telah ditahan oleh Taliban.
Nasib mereka pun kabarnya akan ditentukan oleh pemimpin kelompok tersebut.
Sebuah laporan dari PBB juga mengungkapkan Taliban saat ini tengah memburu siapa pun yang bekerja dengan Amerika Serikat (AS) dan NATO.
Mereka mengancam akan membunuh atau menahan anggota keluarga orang yang dicarinya.
Taliban sendiri dikabarkan telah membunuh seorang anggota keluarga jurnalis DW, yang menjadi target buruan mereka.
Baca juga: Terpidana Mati Ryan Jombang Lapor Polisi Dianiaya Habib Bahar bin Smith, Polri Tindak Lanjuti
Baca juga: SOSOK Tyna Kanna Mirdad, 12 Tahun Menikah dengan Kenang Mirdad, Kini Diisukan Selingkuh
Jurnalis Wanita Dilarang Bekerja
Sejumlah pembawa acara atau presenter perempuan televisi pemerintah Afghanistan pekan ini menyatakan bahwa gerilyawan Taliban melarang mereka bekerja.
Para presenter perempuan itu diperintahkan oleh Taliban untuk keluar kantor.
Shabnam Dawran, seorang presenter berita Radio Televisi Afghanistan (RTA) menyatakan melalui pesan video pada Rabu (18/8/2021) bahwa ia diancam oleh milisi Taliban saat tiba di kantor untuk bekerja.
Taliban telah menduduki gedung RTA di Kabul pada Minggu (15/8/2021), menyusul jatuhnya ibu kota ke tangan kelompok pemberontak itu.
“Saya tak diperbolehkan masuk, meskipun saya membawa lencana identitas saya,” ujar Dawran menyebut upayanya untuk bekerja pekan ini.
“Karyawan lelaki diizinkan (masuk), tapi saya diancam. Mereka bilang pada saya, rezim telah berubah. Hidup kami kini di bawah ancaman serius,” imbuhnya seperti dilansir dari The Washington Post, Jumat (20/8/2021).