Bea Cukai
Bea Cukai Sulbagtara 'Kick Off' Operasi Gempur Rokok Ilegal
Kepala Kanwil Bea Cukai Sulbagtara, Cerah Bangun mencanangkan Kick Off Operasi Gempur Rokok Ilegal 2021
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Kanwil Bea dan Cukai Sulawesi Bagian Utara (Sulbagtara) memulai perang terhadap peredaran rokok ilegal.
Kepala Kanwil Bea Cukai Sulbagtara, Cerah Bangun mencanangkan Kick Off Operasi Gempur Rokok Ilegal 2021.
Kick off itu berlangsung virtual dan diikuti seluruh jajaran Bea dan Cukai Sulbagtara, Jumat (20/08/2021).
Pertemuan itu membahas berbagai upaya dan strategi dalam memberantas rokok ilegal di wilayah kerja Bea Cukai Sulbagtara yang meliputi Sulut, Sulteng dan Gorontalo.
Cerah Bangun mengatakan, kerja sama antar unit di Bea Cukai dan instansi terkait merupakan kunci keberhasilan dalam rangka memberantas peredaran rokok ilegal.
“Sosialisasi dan pengawasan merupakan komponen penting yang akan ditingkatkan untuk terus menekan peredaran rokok ilegal,” ungkap Cerah.
Rokok ilegal adalah rokok yang melanggar ketentuan Undang-Undang no. 39 tahun 2007 tentang Cukai.
Yaitu tidak dilekati pita cukai, dilekati pita cukai palsu/bekas atau dilekati pita cukai yang tidak sesuai peruntukkannya.
Data Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa terjadi kenaikan peredaran rokok ilegal sebesar 4,9 persen sepanjang tahun 2020 dibanding tahun 2019 yang hanya 3,0 persen.
Kenaikan ini terjadi dipicu kenaikan cukai tahun 2020 yang membuat harga rokok makin naik sehingga menyebabkan peningkatan peredaran rokok ilegal.
Bea dan Cukai Sulbagtara pernah mengungkap peredararan rokok ilegal di Bitung dengan menangkap 1 (satu) kontainer berisi 3.232.000 batang rokok dengan pita cukai palsu.
Perkiraan nilai barang sejumlah Rp 1.616.000.000 pada awal tahun ini.
Rokok tersebut rencananya akan dipasarkan ke wilayah Minahasa Selatan namun tertangkap oleh petugas Bea dan Cukai.
Potensi kerugian negara yang diselamatkan senilai Rp 1.696.800.000.
Strategi yang dilakukan untuk menekan peredaran rokok ilegal antara lain melalui sosialisasi dengan meningkatkan edukasi kepada masyarakat terkait resiko dari penjualan dan pengedarannya.