Berita Nasional
Masih Kenal Antasari Azhar? Mantan Ketua KPK Beberkan Sebuah Penyesalan: Saya Telah Membuang Waktu
Antasari Azhar adalah mantan Ketua Pemberantasan Korupsi Era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Pada Maret 2009, Antasari mengatakan, CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo mendatanginya.
Hary mengaku diutus SBY untuk meminta Antasari agar tidak menahan mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aulia Pohan, yang merupakan besan SBY.
Antasari menolak permintaan itu.
Mendengar jawaban itu, kata dia, Hary mengingatkannya untuk berhati-hati.
Dua bulan kemudian, Antasari ditangkap polisi. Salah satu bukti yang memberatkan adalah SMS bernada ancaman yang seolah dikirim Antasari kepada Nasrudin.
Penyesalan terbesar Antasari Azhar
Selama menjalani tugasnya sebagai jaksa hingga pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), eks Ketua KPK Antasari Azhar mengaku selalu menomorduakan keluarga.
Dia mengungkapkan, pekerjaan yang menumpuk membuat dirinya harus rela meluangkan waktu lebih untuk bekerja daripada berkumpul bersama istri dan anak-anak tercinta.
Saat tersandera kasus pembunuhan pengusaha Nasrudin Zulkarnaen, Antasari baru menyadari, hanya keluarga yang selalu setia mendampinginya.
Selama mendekam di penjara, kenang Antasari, praktis keluarganya tak memiliki pemasukan apa pun.
"Saya 32 tahun penegak hukum, tidak pernah berbisnis. Jadi, pemasukan saya betul-betul profesional, hanya mengharapkan gaji. Oleh karena itu, saat saya ada di dalam dan di luar, tentu keluarga langsung merasakan bedanya," papar Antasari.
Pria kelahiran Pangkal Pinang, 18 Maret 1953, ini merasa tak enak hati tatkala istrinya datang berkunjung. Satu per satu perhiasan tak tampak lagi dikenakan.
"Saya salut dengan istri saya. Dia bisa manage keuangan rumah tangga, sedimikian rupa. Penghasilan saya di KPK Rp 62 juta per bulan, masuk ke rekening, oleh istri saya dipisahkan dengan rekening pribadinya. Dari situ dia manage untuk keluarga," imbuh Antasari.
Dua putrinya, dia melanjutkan, juga melakukan hal yang sama.
Putri sulungnya yang menempuh pendidikan dokter langsung banting setir mencari pekerjaan lain.