Taliban Afghanistan
Awal Mula Taliban Berdiri, Berawal saat Malam Natal, Uni Soviet Terlibat
Sejarah awal-mulanya Taliban berdiri. Berawal saat malam Natal. Uni Soviet terlibat.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Bagaimana awal-mulanya Taliban berdiri?
Dikabarkan, belakangan ini Taliban sepertinya bangkit kembali dan menjadi ancaman di Afghanistan ataupun di perbatasan Afghanistan-Pakistan.
Muncul pula kekhawatiran bahwa Taliban akan menciptakan ketidakstabilan di wilayah Pakistan barat laut di dekat perbatasan dengan Afghanistan.

Di sekitar kawasan tersebut, Taliban melancarkan serangkaian bom bunuh diri.
Lantas bagaimana mulanya Taliban muncul?
Invasi Soviet ke Afghanistan dimulai pada malam Natal, 24 Desember 1979, yang saat selesai berujung kemunculan Taliban.
Invasi Uni Soviet ke Afghanistan berlangsung selama 10 tahun, mulai 1979 dan berakhir 1989.
Tujuan invasi Uni Soviet ke Afghanistan adalah untuk memberesi kekacauan pemerintahan, karena saat itu kedua negara sedang bermitra.
Dikutip dari BBC Indonesia, pada akhir 1970-an pasukan Uni Soviet menyerbu Afghanistan untuk mendukung pemerintahan berhaluan komunis.
Hubungan kedua negara sebenarnya baik. Pada 1921, Soviet dan Afghanistan menandatangani Treaty of Friendship agar sama-sama berposisi setara dan netral.
Perjanjian itu juga mengatur agar tidak ada agresi militer satu sama lain dan berlaku 10 tahun. Treaty of Friendship terakhir kali diperpanjang pada 1975.
Namun, mengutip Kompas.com pada 3 Januari 2019, tahun 1973 di Afghanistan terjadi kudeta yang menggulingkan monarki dan menjadi dasar berdirinya Republik Afghanistan.
Pemerintahan baru itu condong kepada Soviet, namun mulai mendapat pertentangan. Akhirnya, lima tahun kemudian, hubungan pemerintahan Mohammed Daoud Khan dengan Soviet merenggang.
Revolusi Saur pada 1978 kemudian membentuk Republik Demokratik Afghanistan yang komunis di bawah kepemimpinan Nur Muhammad Taraki.
Negara itu tak lama setelahnya terseret ke berbagai konflik era Perang Dingin antara Amerika Serikat (AS) dan Soviet. Badan Intelijen Pusat (CIA) lalu mulai membantu kelompok Mujahideen atau Mujahidin.