Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Taliban Afghanistan

Awal Mula Taliban Berdiri, Berawal saat Malam Natal, Uni Soviet Terlibat

Sejarah awal-mulanya Taliban berdiri. Berawal saat malam Natal. Uni Soviet terlibat.

Editor: Frandi Piring
kompas.com
Awal-mula Kelompok Taliban berdiri. 

Dalam buku A Darkling Pain (2015), dikisahkan Taraki kemudian tewas dibunuh perdana menterinya sendiri, Hafizullah Amin, pada Oktober 1979 dengan menyekap mulut dan hidungnya memakai bantal sampai tak bernapas.

Amin lalu menjadi presiden, tetapi karena latar belakang pendidikannya yang pernah sekolah di "Negeri Paman Sam", Soviet tidak percaya kepadanya.

Jalannya invasi Uni Soviet ke Afghanistan

Soviet dilaporkan beberapa kali mencoba membunuh Amin, tetapi selalu gagal. Mereka akhirnya melancarkan invasi pada malam 24 Desember 1979.

Tujuan invasi Uni Soviet ke Afghanistan kala itu, mereka perlu memberesi situasi di Afghanistan yang merupakan negara mitra.

History menjabarkan, Soviet mengorganisir pengangkutan udara militer besar-besaran ke Kabul yang melibatkan sekitar 280 pesawat angkut, dan tiga divisi dengan masing-masing beranggota 8.500 orang.

Hanya dalam tiga hari Soviet dapat membunuh Amin di Istana Tajberg dan menduduki Kabul. Tentara loyalis Amin sempat memberi perlawanan sengit, tapi cuma sebentar.

Pada 27 Desember, Babrak Karmal, pemimpin faksi Parcham dari Partai Demokratik Rakyat Afghanistan (PDPA) yang diasingkan, dilantik sebagai kepala pemerintahan baru Afghanistan. Pasukan darat Soviet kemudian memasuki Afghanistan dari utara.

Namun, dikutip dari BBC Indonesia, Soviet mendapat perlawanan sengit dari kelompok bersenjata Mujahidin yang didukung AS, Pakistan, China, Arab Saudi, dan beberapa negara lain.

Mujahidin menggunakan taktik gerilya melawan Soviet. Mereka menyerang cepat lalu menghilang ke pegunungan, menyebabkan kehancuran besar tanpa pertempuran sengit.

Anggota Mujahidin menggunakan senjata apa pun yang bisa mereka ambil dari Soviet atau yang diberikan oleh AS.

Angin semakin berpihak ke Mujahidin setelah mendapat rudal anti-pesawat yang bisa diluncurkan dari bahu. Senjata itu diberikan AS pada 1987.

Pesawat-pesawat dan sejumlah helikopter Soviet pun berjatuhan kena tembak. Sekitar 15.000 tentara Soviet tewas dalam Perang Afghanistan.

Pemimpin Soviet yang baru, Mikhail Gorbachev, lalu memutuskan penarikan pasukan pada 1989.

Setahun sebelumnya pasukan Soviet sudah mundur teratur, karena demoralisasi dan memprediksi tak akan bisa menang.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved