Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Internasional

Runtuhnya Pemerintah Afghanistan dalam Hitungan Hari, Akhir Tragis Operasi Mahal Amerika Serikat?

juru bicara Taliban urusan politik Mohammad Naeem mengatakan kepada Al Jazeera Mubasher TV bahwa perang telah usai.

Penulis: Gryfid Talumedun | Editor: Gryfid Talumedun
AFP
Runtuhnya Pemerintah Afghanistan dalam Hitungan Hari, Akhir Tragis Operasi Mahal Amerika Serikat? 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Gerilyawan Taliban dilaporkan menduduki Istana Kepresidenan Afghanistan dan menduduki Ibu Kota Kabul.

Presiden AS Joe Biden dan pejabat tinggi lainnya terkejut oleh kecepatan Taliban dalam mengambil alih Afghanistan Pada Minggu (15/8/2021), Taliban telah memasuki Kabul.

Juru bicara Taliban urusan politik Mohammad Naeem mengatakan kepada Al Jazeera Mubasher TV bahwa perang telah usai.

Pernyataan tersebut disampaikan Naeem setelah Presiden Afghanistan Ashraf Ghani meninggalkan negara tersebut sebagaimana dilansir Reuters.

Runtuhnya pemerintah Afghanistan yang begitu cepat terjadi setelah pasukan asing yang dipimpin AS meninggalkan Afghanistan.

Taliban Berhasil Menduduki Istana Kepresidenan Afghanistan, Ashraf Ghani: Taliban Telah Menang

Asap membubung di dekat Kedutaan Besar <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/amerika-serikat' title='Amerika Serikat'>Amerika Serikat</a> di <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/kabul' title='Kabul'>Kabul</a>, <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/afghanistan' title='Afghanistan'>Afghanistan</a>, Minggu (15/8/2021). <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/taliban' title='Taliban'>Taliban</a> memasuki <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/kabul' title='Kabul'>Kabul</a> dari segala penjuru hari itu saat AS sedang mengevakuasi para diplomatnya dari kantor Kedubes.

Setelah pasukan asing yang dipimpin meninggalkan negara tersebut, Taliban dengan cepat menduduki satu per satu wilayah Afghanistan dalam hitungan hari.

Merebaknya kekuasaan Taliban merupakan ujian serius bagi Biden. Apalagi, dia mendapat kritik pedas pedas dari Partai Republik yang mengatakan bahwa dia telah gagal.

Bendera Amerika Serikat (AS) dalam kompleks kedutaan AS di Kabul diturunkan pada Minggu (15/8/2021), menandai langkah terakhir evakuasi kompleks diplomatik AS.

Pemerintahan Biden sebelumnya mengerahkan 1.000 tentara lainnya. Tambahan pasukan ini untuk mengatur keberangkatan mendadak personel kedutaan dan staf lainnya beberapa hari lebih awal dari yang sebelumnya diproyeksikan pejabat AS.

AS bergegas mengevakuasi staf dan pejabat tinggi dari kedutaan besarnya di Afghanistan pada Minggu (15/8/2021) ketika pejuang Taliban memasuki ibu kota.

Pejabat senior pemerintah Afghanistan melarikan diri dari negara itu dan tembakan terdengar di bandara Kabul, beberapa sumber mengatakan kepada CNN.

Ketika situasi memburuk, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memerintahkan pengerahan 1.000 tentara AS lagi ke Afghanistan, mengubah rute mereka dari tujuan awal mereka di Kuwait, kata seorang pejabat pertahanan kepada CNN.

Perintah baru itu membuat jumlah total pasukan AS yang diharapkan di negara itu menjadi 6.000.

AS memperkuat postur militernya di negara itu ketika para pejabat Afghanistan menyerahkan Istana Kepresidenan di Kabul kepada Taliban. Transisi ini disiarkan langsung di jaringan televisi Al Jazeera. Dilaporkan bahwa tiga pejabat Afghanistan hadir untuk upacara tersebut.

Minggu pagi (15/8/2021), dua sumber yang mengetahui situasi tersebut mengatakan kepada CNN bahwa rencananya adalah menarik semua personel AS dari kedutaan di Kabul selama 72 jam ke depan.

Beberapa jam kemudian, sebagian besar staf kedutaan AS telah dipindahkan ke bandara Kabul untuk penerbangan ke luar negeri.

Baca juga: Tak Perlu Cemas Ketika Anda Mengalami Mimpi Buruk, Baca Doa Singkat ini dan Lakukan Cara Berikut

Akhir tragis operasi mahal AS?

Para milisi <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/taliban' title='Taliban'>Taliban</a> mengibarkan bendera mereka di rumah gubernur provinsi Ghazni, Ghazni, <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/afghanistan' title='Afghanistan'>Afghanistan</a>, Minggu (15/8/2021).

Pada Senin pagi (16/8/2021) di Afghanistan, AS telah menerbangkan sekitar 500 staf kedutaan dari Afghanistan dari total 4.000 karyawan -- warga AS dan warga Afghanistan -- menunggu evakuasi di negara itu, kata seorang pejabat pertahanan kepada CNN.

Pejabat itu mengatakan total 4.000 tidak termasuk anggota keluarga karyawan kedutaan Afghanistan. Rencana AS untuk anggota keluarga itu tidak jelas, dan Departemen Luar Negeri AS tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Terburu-buru ke pintu keluar menandai akhir yang tragis dan meresahkan atas kehadiran AS di Afghanistan, ketika Taliban merebut kembali kendali hampir 20 tahun setelah AS menyerbu untuk membalas serangan teror September 2001.

Setelah investasi sekitar 2 triliun dollar AS (Rp 28,7 kuadriliun), sekitar 2.400 orang Amerika tewas dan ribuan lainnya terluka.

Tapi proyek pembangunan bangsa yang mencakup pemerintahan Republik dan Demokrat itu, kini dialihkan hanya dalam beberapa hari menjadi misi penyelamatan yang rumit dan menegangkan.

Dalam briefing telepon Minggu (15/8/2021), Austin mengatakan kepada anggota parlemen DPR bahwa evakuasi adalah "operasi yang sangat dinamis dan sangat berisiko," bahkan ketika dia dan pejabat senior AS lainnya bekerja untuk memproyeksikan kontrol keamanan.

"Ini bukan Saigon (penarikan AS dari Vietnam pada 1975.)," Menteri Luar Negeri ASvAntony Blinken mengatakan kepada CNN, ketika ditanya tentang pernyataan Presiden Joe Biden Juli bahwa dalam situasi apa pun personel AS tidak akan diterbangkan keluar dari Kabul.

Kompleksitas evakuasi bandara kabul

Anggota <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/taliban' title='Taliban'>Taliban</a> berjaga di kota Kunduz, utara <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/afghanistan' title='Afghanistan'>Afghanistan</a>, Senin (9/8/2021). Serangan milisi semakin gencar dalam beberapa pekan terakhir, merebut belasan ibu kota provinsi dan distrik demi distrik di <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/afghanistan' title='Afghanistan'>Afghanistan</a>.

Blinken mengatakan di ABC bahwa instruksi kepada diplomat untuk menghancurkan dokumen, bendera AS, atau barang lain yang dapat digunakan dalam propaganda Taliban adalah "prosedur operasi standar."

Blinken menambahkan bahwa evakuasi "sedang dilakukan dengan cara yang sangat terencana, dengan cara yang tertib. Itu dilakukan dengan pasukan Amerika di sana untuk melakukannya dengan cara yang aman."

Pada saat yang sama, militer AS mempertimbangkan kemungkinan mengirim pasukan tambahan AS ke Afghanistan, menurut seorang pejabat pertahanan dan pejabat AS.

Kedua pejabat memperingatkan tidak ada keputusan yang dibuat.

Pejabat pertahanan itu mengatakan "rencana saat ini" adalah selama diplomat AS mempertahankan kehadirannya di bandara, akan ada kontingen pasukan AS di sana untuk melindungi mereka.

Tetapi pejabat itu mengakui bahwa jika Taliban memegang kendali, "realita" menjaga diplomat dan pasukan AS di bandara mungkin tidak berlaku.

Jenderal Frank McKenzie, kepala Komando Pusat AS, tiba di kawasan Teluk Persia Minggu (15/8/2021) untuk secara langsung mengawasi situasi di Afghanistan, menurut pejabat pertahanan itu.

Pejabat tersebut menolak untuk secara terbuka menyebutkan lokasi McKenzie, tetapi mengatakan bahwa sang jenderal tidak berada di Afghanistan.

Sebuah tim militer diharapkan tiba dan mendirikan sistem kontrol lalu lintas udara sendiri di bandara Kabul, untuk meningkatkan jumlah penerbangan evakuasi keluar dari lapangan terbang.

Kemampuan evakuasi seperti ini secara rutin dipelihara oleh TNI AU, sehingga dapat beroperasi di lapangan terbang di lingkungan terpencil atau zona perang.

"Kami akan meningkatkan penerbangan," kata pejabat pertahanan itu.

Pejabat ini menambahkan bahwa "situasi saat ini berjalan mundur dengan cukup cepat" dan bahwa sejak awal, dalam pandangan beberapa orang, "tidak ada proyeksi yang cukup pesimis".

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Bendera AS dalam Kompleks Kedutaan di Afghanistan Diturunkan

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved