HUT RI
Cerita Golongan Muda Ancam Soekarno di Rengasdengklok, Bung Karno Membalas dan Minta Dibunuh Saja
Kisah Golongan Muda desak Soekarno agar Proklamasi segara dilakukan. Sejarah peristiwa Rengasdengklok 1945 sebelum Kemerdekaan RI.
Ketegangan antara golongan tua dan golongan muda muncul dalam menyikapi peristiwa kekalahan Jepang dari Sekutu.
Perbedaan pandangan tentang kapan waktu yang tepat mengumumkan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia antara golongan muda dan golongan tua itulah yang melatarbelakangi ketegangan tersebut.
Kala itu kabar penyerahan Jepang masih abu-abu. Belum ada konfirmasi dari otoritas Jepang di Jakarta.
Pemerintah Jepang dengan tegas melarang penduduk Indonesia mendengarkan radio luar negeri. Sehingga, kabar kekalahan Jepang sulit ditembus rakyat Indonesia.
Berkat keuletan para pemuda terutama yang bekerja di kantor berita Jepang, maka informasi mengenai pidato Kaisar Hirohito tentang Jepang menyerah tanpa syarat ke Sekutu dapat sampai ke Indonesia.
Menurut golongan muda Indonesia, kekalahan Jepang itu adalah waktu yang tepat untuk Indonesia merdeka. Golongan muda Indonesia mendesak agar proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia segera dilakukan.
Dilansir situs Kementerian Sekretariat Negara Rapublik Indonesia, para pemuda ini berseru kepada Bung Karno.
"Sekarang Bung, sekarang! Malam ini juga kita kobarkan revolusi!" kata Chaerul Saleh.
Dia juga menyakinkan Bung Karno bahwa ribuan pasukan bersenjata sudah siap mengepung kota dengan maksud mengusir tentara Jepang.
“Kita harus segera merebut kekuasaan!" tukas Sukarni berapi-api.
"Kami sudah siap mempertaruhkan jiwa kami!" seru mereka bersahutan.
Bahkan, Wikana malah berani mengancam Soekarno.
"Jika Bung Karno tidak mengeluarkan pengumuman pada malam ini juga, akan berakibat terjadinya suatu pertumpahan darah dan pembunuhan besar-besaran esok hari," ucap Wikana.
Soekarno Marah
Soekarno marah saat mendengar ancaman dari kelompok pemuda. Soekarno langsung berdiri dan menghampiri Wikana sambil berkata, "Ini batang leherku, seretlah saya ke pojok itu dan potonglah leherku malam ini juga! Kamu tidak usah menunggu esok hari!"
