Sosok Tokoh
Kisah Pengacara Pro Bono Novri Lelet, Bela Klien Miskin hingga Rela Dibayar Ubi dan Ikan
Beruntung ada pengacara yang melayani pro bono. Mereka adalah jembatan antara si miskin dan dunia tata cara persidangan.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID - Akses hukum yang merata masih jadi persoalan besar di dunia hukum Indonesia.
Bagi si miskin, pembelaan hukum adalah barang mewah yang sulit dijangkau.
Beruntung ada pengacara yang melayani pro bono. Mereka adalah jembatan antara si miskin dan dunia tata cara persidangan.
Salah satu pengacara yang melayani pembelaan hukum bagi si miskin adalah Novry H.Y. Lelet.
Novry bergabung di LBH Pion yang ber home base di Minut. "Selain profit, saya juga layani probono," kata dia kepada Tribun Manado Senin (9/8/2021) siang di kantor LBH Pion.
Dandanan Novry tak mewah namun rapi. Kala ditemui Tribun Manado, ia memakai kameja putih yang ditutupi jaket hitam.
Rambutnya yang panjang dan dikuncir kian menegaskan dirinya sebagai pengacara yang "keras" dalam membela klien.
"Saya berikan segala kemampuan saya dalam membela klien. Saya all out," katanya.
Sebelum berkenalan dengan dunia advokat, Novry adalah aktivis GMNI. Sebagai aktivis, dirinya kerap terlibat dalam pembelaan rakyat kecil.
Tapi ia merasa bisa melakukan lebih.
"Saat itu saya Sekretaris KNPI Minut. Saya tertarik melihat senior saya. Dia pengacara dan sering membela orang kecil. Saya pun tertarik," kata dia.
Novri kemudian menempuh pendidikan pengacara. Tak susah baginya karena sudah mengenyam pendidikan hukum di Fakultas Hukum Unsrat Manado.
"Pada 2017, mulailah saya berkarir jadi pengacara. Pertama di LBH Manado. Kemudian di LBH Pion," katanya.
Dalam menerima klien pro bono, ia punya standar. Salah satunya dorongan hati nurani.
Klien pro bononya beragam. Dari petani, nelayan, karyawan yang di PHK hingga warga yang dirampas tanahnya.