Kasus Sumbangan Rp 2 Triliun
8 Jam Penuh Misteri, Kejanggalan Kasus Sumbangan Rp 2 Triliun, Pernyataan Pejabat Polda Berbeda
Usai menjalani pemeriksaan selama 8 jam, Heryanti dan suaminya nampak keluar dari Mapolda Sumsel menutup wajah dengan tangannya masing-masing
Mereka kompak berjalan cepat dan langsung menuju mobil penyidik untuk kemudian dibawa meninggalkan Mapolda Sumsel.
Kepala mereka tertunduk dengan tangan yang benar-benar menutupi hampir seluruh bagian wajahnya.
Mereka sama sekali enggan memberikan komentar kepada awak media yang sudah menunggu sejak siang.
Aparat kepolisian juga enggan berkomentar terkait pemeriksaan Heriyanti, suami, dan anaknya.
"Bukan wewenang saya (kasih statemen)," ujar seorang perwira yang mengantar keluarga tersebut menuju mobil.
Dokter Keluarga Akidi Tio keluar lebih dulu
Sebelumnya, Profesor Hardi, dokter keluarga Akidi Tio meninggalkan Mapolda Sumatera Selatan (Sumsel) terlebih dahulu setelah menjalani pemeriksaan selama 7 jam di Ditkrimum Polda Sumsel.
Profesor Hardi keluar dari gedung Ditkrimum Polda Sumsel, Senin (2/8/2021) sekira pukul 20.15 WIB.
Sebelumnya, Profesor Hardi diperiksa terkait sumbang sumbangan Rp 2 triliun yang ternyata belum jelas mekanisme pencairannya.
Selain Profesor Hardi, Heriyanti anak bungsu Akidi Tio juga diperiksa di Ditkrimum Polda Sumsel.
Dokter keluarga almarhum Akidi Tio tersebut pulang dijemput mobil hitam dengan plat BG 1047 OH.
Hardi meninggalkan Polda Sumsel, tanpa memberikan pernyataan apapun.
Saat ditanya awak media, Hardi tak bergeming dan bergegas masuk ke mobil yang telah siap menjemputnya.
Profesor Hardi sebelumnya tiba di Polda Sumsel sekita pukul 13.00 wib, hampir berbarengan dengan Heriyanti yang sebelumnya dijemput pihak Polda Sumsel.
Hardi dimintai keterangannya mengenai dana bantuan penanganan masalah Covid-19 di Provinsi Sumsel, oleh keluarga almarhum Akidi Tio, pengusaha kaya dari Aceh.