Penanganan Covid
Manado dan Bitung Menjadi Zona Merah Covid-19, Epidemiolog: Banyak Interaksi Sosial dan Ekonomi
Jonesius Eden Manoppo, hal tersebut karena Manado dan Bitung penduduknya lebih padat dibanding kabupaten/kota lain di Sulut.
Penulis: Isvara Savitri | Editor: Rhendi Umar
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kasus virus corona (Covid-19) di Sulawesi Utara (Sulut) terus bertambah.
Pada Rabu (21/7/2021) saja Sulut ketambahan 263 kasus baru Covid-19.
Jumlah ini membuat dua daerah di Sulut, yaitu Kota Manado dan Bitung kembali menjadi zona merah.
Menurut Epidemiolog Sulut, Jonesius Eden Manoppo, hal tersebut karena Manado dan Bitung penduduknya lebih padat dibanding kabupaten/kota lain di Sulut.
"Pasti dua kota ini juga memiliki interaksi sosial dan ekonomi yang tinggi antar masyarakat. Hal ini sangat mempengaruhi laju penularan," kata Jones ketika dihubungi Tribunmanado.co.id, Kamis (22/7/2021).
dr Jonesius Manoppo, Pengamat Kesehatan dari IKM Unima (istimewa)
Selain itu testing, tracing, dan treatment (3T) yang gencar dilakukan di dua kota ini berhasil menjaring banyak penderita dan kontak erat risiko tinggi (KERT) dengan cepat bisa ditelusuri dan di test di Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulut yang letaknya di Manado.
Saat ini penderita yang dirawat di rumah sakit adalah penderita bergejala sedang sampai berat, sedangkan yang ringan dan tidak bergejala dianjurkan untuk isolasi mandiri.
"Biasanya yang cepat memburuk adalah yang bergejala sedang dan berat namun terlambat dibawa ke rumah sakit, padahal sudah gencar disiarkan pemerintah melalui banyak sarana tentang cara mengenali gejala Covid-19, dan himbauan untuk segera ke fasilitas kesehatan untuk diperiksa apabila terdapat gejala panas, batuk, sesak, lemah dan tanda khas lain berupa ruam atau diare, apalagi jika memiliki penyakit kronis seperti hipertensi, obesitas, diabetes, penyakit ginjal, atau jantung yang menahun," jelas Jones.
Jones mengatakan saat ini justru masyarakat banyak yang menyembunyikan gejala-gejala tersebut karena takut diberi stigma negatif oleh lingkungan sekitar.
Hal tersebut justru membuat orang menunda memeriksakan diri dan ketika sudah mendapat gejala parah justru baru mengunjungi rumah sakit.
"Jadi untuk mencegah banyaknya kematian, sebaiknya memeriksakan diri segera dan yang melakukan isolasi mandiri sebaiknya terpantau. Sehingga apabila keadaan memburuk bisa segera mendapat penanganan di rumah sakit," tambah Jones.
Lalu saat ini dari data google mobility dan facebook mobility dalam 2 pekan terakhir terjadi penurunan aktivitas yang cukup signifikan di tempat umum seperti pusat perbelanjaan, taman dan tempat rekreasi.
"Berarti PPKM yang diperketat ini berhasil menekan pergerakan orang, tapi outcome-nya memang belum bisa terlihat karena kasus positif semakin banyak," pungkas Jones.
Hal ini mengindikasikan kemungkinan besar varian yang beredar saat ini merupakan varian delta yang mudah menular.