Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Catatan Willy Kumurur

Italia vs Spanyol, Puisi di Wembley

Pertempuran itu akan indah, karena gladiator versus matador adalah seniman bola. Dalam gerakan para pemain bola terlihat keindahan puisi.

handover
dr Willy Kumurur 

Mancini digantikan oleh Alessandro Altobelli pada babak kedua yang menjadi penyebab lahirnya gol kemenangan Italia atas Spanyol pada menit ke-73. Gol tersebut diselesaikan oleh Gianluca Vialli.

Semasa bermain di Sampdoria mereka meraih trofi, seperti Coppa Italia, kemudian gelar Coppa Italia dua kali berturut-turut pada 1988 dan 1989.

Selain itu, trofi Piala Winners Eropa pada 1990 dan setahun kemudian meraih gelar Liga Italia.

Setelah pension sebagai pemain, keduanya memilih untuk menjadi pelatih yang dimulai oleh Vialli sebagai pelatih dan manajer Chelsea pada 1996-2000.

Baca juga: PREDIKSI Final Euro 2020, Italia Bakal Menjadi Juara, Menurut Miftah Anwar Sani

Tetapi, karier Mancini lebih mentereng setelah berhasil meraih tiga gelar Liga Italia bersama Inter Milan dan satu gelar Liga Inggris bersama Manchester City, dua klub yang sebelumnya amat sulit menjadi juara.

Tiga puluh tiga tahun kemudian, “si kembar dari Genoa” kembali bersama-sama di tim nasional Italia, dengan peranan berbeda.

Roberto Mancini sebagai pelatih, sedangkan Gianluca Vialli menjabat kepala delegasi dalam ofisial tim nasional Italia. Mereka saling melengkapi, dan menghasilkan tim yang menakutkan di kancah Euro 2020 ini.

Usai menumbangkan tim nomor satu dunia, Belgia, Paolo Menicucci, reporter Italia menulis, “Setelah penampilan luar biasa melawab Belgia, yang bisa membatasi Italia hanyalah langit.

Kemenangan dan penampilan di Allianz Arena - Munich menghilangkan semua keraguan. Pasukan Roberto Mancini siap untuk segala macam pertempuran.”

Menjelang semifinal Euro 2020, Italia vs Spanyol, harian Marca - Spanyol mengangkat kembali kisah lama dua puluh tujuh tahun yang lalu, di Foxboro Stadium, Massachusetts, USA.

Saat itu, babak perempat final Piala Dunia 1994, Spanyol berhadapan dengan Italia. Di tengah laga, darah berceceran di seluruh baju putih seorang pemain tim nasional Spanyol.

Dia adalah Luis Enrique, yang sekarang adalah pelatih tim nasional Spanyol. Laga ini amat bersejarah bagi dia, bek Italia, Mauro Tassotti, menyikut hidung Enrique hingga patah dan berdarah-darah.

Insiden di kotak penalti Italia tersebut menjadi kontroversi sebab Italia tidak dihukum penalti dan Tassotti terlepas dari hukuman kartu merah.

Pada akhirnya, Italia lolos ke semifinal usai menang dengan skor 2-1. Di Euro 2008, Spanyol menuntaskan dendamnya dengan menyingkirkan Italia, dan di final Euro 2012 Spanyol menghajar Italia dengan skor telak 4-0.

Italia telah lama meninggalkan sistem permainan gerendel (bertahan) dan kini mendemonstrasikan sepakbola menyerang.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Aib untuk Like

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved