Populer Nasional
Setelah BEM UI, Kini BEM UMY Kritik Presiden Jokowi: 'The King of Pura-Pura Tidak Paham'
Terbaru, setelah BEM UI, kini BEM UMY kritik Presiden Jokowi dengan sebutan baru 'The King of Pura-Pura Tidak Paham'.
Mahkamah Konstitusi (MK) diminta untuk menolak semua gugatannya.
"Ini loh Pak Jokowi poin kritik yang seharusnya dijawab dan ditanggapi," tulis unggahan BEM UMY.
"Selain The King of Lip Service, jangan-jangan bapak juga The King of Pura-Pura Tidak Paham?"

Lebih lanjut, dalam unggahannya, BEM UMY menjelaskan soal mengapa Presiden Jokowi lebih menanggapi soal labeling, ketimbang merespons soal substansi.
Menurut BEM UMY, sikap yang dilakukan Presiden Jokowi bisa dijelaskan melalui teori retorika Aristoteles.
Dalam retorika itu, terdapat tiga senjata yang dapat digunakan dalam komunikasi persuasif, salah satunya yakni Pathos atau emosional.
Seorang pemimpin mencoba membujuk rakyat dengan menyentuh sisi emosi mereka.
Cara demikianlah yang diduga dilakukan oleh Presiden Jokowi.
"Bertujuan untuk menarik daya emosional rakyat,
sehingga rakyat dibuat merasa bersalah, sedih, simpatik dan menghormati," kata BEM UMY.
Sebelumnya, Presiden Jokowi merepons kritik yang datang dari BEM UI.
Menurut Jokowi, BEM UI tengah belajar mengekspresikan pendapat.
Atas dasar itulah, Presiden Jokowi pun tidak mempersoalkan pernyataan yang disampaikan oleh BEM UI tersebut.
“Saya kira biasa saja mungkin mereka sedang belajar mengekspresikan pendapat,” kata Preisden Jokowi.
Ia menuturkan kritikan terhadap dirinya sebagai kepala negara bukan hanya terjadi kali ini.