Penanganan Covid
Tak Dapat Bantuan Pemerintah, Pedagang Cakalang Fufu Manado Terpuruk di Masa Pandemi Covid-19
Cakalang fufu ini selain menjadi makanan sehari-hari masyarakat Sulut, tak jarang pula menjadi oleh-oleh masyarakat luar daerah.
Penulis: Isvara Savitri | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Cakalang fufu merupakan salah satu makanan khas Manado, Sulawesi Utara.
Seperti namanya, ikan cakalang ini diasap terlebih dahulu sebelum diolah menjadi makanan jadi.
Cakalang fufu ini selain menjadi makanan sehari-hari masyarakat Sulut, tak jarang pula menjadi oleh-oleh masyarakat luar daerah.
Salah satu tempat yang bisa dikunjungi untuk membeli cakalang fufu adalah di Kios Pak Abdullah yang terletak di Jalan Ahmad Yani, Sario, Manado.
Pak Abdullah berjualan cakalang fufu dari pukul 05.30-23.00 Wita.
Satu ekor cakalang fufu ia jual dengan harga Rp 40 ribu-Rp 100 ribu.

Selain cakalang fufu ia juga menjual makaann khas lainnya seperti sambal roa, sambal cakalang, dan abon cakalang dengan harga Rp 50 ribu.
Menurut Pak Abdullah, semua produk ia olah sendiri kecuali cakalang fufu.
Ia memproduksi sendiri di rumahnya di Manado.
Untuk memproduksi ulang, Abdullah harus menunggu sampai produknya habis terlebih dahulu.

"Setiap produk hanya bisa bertahan maksimal 3 bulan karena tidak pakai pengawet. Kalau sebelum itu belum habis mau tidak mau tetap produksi," jelas Abdullah ketika dikunjungi, Jumat (2/7/2021).
Masa pandemi virus corona (Covid-19) pun mempengaruhi penjualannya.
Sebelum ada pandemi Covid-19 ia bisa menjual hingga 20 ekor cakalang fufu.
"Sekarang mau jual 5 saja susah sekali," terang Abdullah.

Alhasil, pendapatan Abdullah pun menurun hingga 80 persen.