Kabar Israel
Benjamin Netanyahu Tak Lagi jadi Perdana Menteri Israel, Pernah Bersekongkol Gulingkan Seorang Raja
Yaitu persekongkolan Mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Nama Benjamin Netanyahu menjadi perbincangan dunia saat ini.
Setelah 12 tahun memimpin Israel, ia digulingkan dan digantikan dengan sosok Perdana Menteri baru Naftali Bennett.
Namun, itu ternyata bukanlah kabar menggemparkan, pasalnya ada kabar lain yang cukup menghebohkan.
Yaitu persekongkolan Mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat berbicara dalam pertemuan antar-menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels, Senin (11/12/2017). (EMMANUEL DUNAND / AFP)
Menurut Middle East Monitor, pada Senin (14/6/21), Benjamin Netanyahu berencana memainkan peran utama bersama orang dalam pemerintahan Trump.
Mereka menyiapkan rencana untuk menggulingkan Raja Yordania, Abdullah.
Rincian peran yang dimainkan oleh Netanyahu, terungkap setelah digulingkan kemarin setelah parlemen Israel memilih dalam pemerintahan koalisi baru yang dipimpin oleh nasionalis sayap kanan Naftali Bennett.
Rincian itu dilaporkan dalam artikel Washington Post oleh David Ignatius berjudul " Di dalam intrik istana di Yordania dan 'kesepakatan abad ini' yang digagalkan ".
Ignatius menjelaskan salah satu kisah terbesar April ketika mantan putra mahkota Yordania Hamzah Bin Hussein dituduh merencanakan untuk menggulingkan Raja Abdullah II.
Dugaan plot dikatakan telah didukung oleh Putra Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman, juga dikenal sebagai MBS.
Akun Ignatius didasarkan pada laporan investigasi Yordania tentang kasus tersebut serta diskusi dengan pejabat saat ini dan mantan pejabat yang mengetahui kebijakan Timur Tengah mantan Presiden AS Donald Trump.
Keberatan Raja Abdullah terhadap apa yang disebut " kesepakatan abad ini " dikatakan sebagai alasan untuk melemahkannya.
Keberhasilan rencana tersebut membutuhkan pengaturan baru untuk Yerusalem Timur yang akan diduduki.
Hal itu akan membuatnya menggantikan perwalian Yordania atau Hashemite atas Masjid Al-Aqsa.