Sejarah Coca Cola
SEJARAH Coca-Cola, Dulu Diperkenalkan Sebagai Obat, Kini Dominasi Pasar Minuman Ringan Dunia
Berdasarkan studi "Merek Global Terbaik" Interbrand tahun 2015, Coca-Cola adalah merek paling berharga ketiga di dunia, setelah Apple dan Google.
Pemberton kemudian mengemas sirup hasil ujicobanya itu dan kemudian menawarkannya ke sejumlah toko obat sebagai sampel.
Orang-orang setuju, bahwa bahan campuran itu memang sangat menarik.
Foto: Coca-Cola.
Tak puas dengan hasil kombinasi itu, Pemberton lantas menambahkan campuran dengan air berkarbonasi.
Dalam hal ini, ia bekerjasama dengan Willis E Venable, seorang pemilik toko obat.
Sirup yang sebenarnya diperkenalkan sebagai obat yang disebut "tonik otak" itu justru menjadi minuman soda yang dijual lima sen per gelas.
Seiring dengan perkembangannya, seorang pemasar iklan bernama Frank Mason Robinson muncul menawarkan pemasaran produk yang lebih massif.
Dari situlah muncul perusahaan bernama Coca-Cola, yang merupakan gabungan nama dua bahan dasarnya.
Coca-Cola kemudian dibeli oleh pebisnis Asa Griggs Candler yang taktik pemasarannya berhasil membuat merek ini mendominasi pasar minuman ringan dunia sepanjang abad ke-20.
Candler mengambil alih salah satu teknik pemasaran paling inovatif yang pernah dilakukan.
Dia menyewa salesman keliling untuk membagikan kupon Coca-Cola gratis.
Tujuannya adalah agar orang-orang mencoba minuman, menyukainya, dan kemudian membelinya.
Selain kupon, Candler juga memutuskan untuk memasarkan Coca-Cola dengan menempelkan logo pada kalender, poster, buku catatan, dan bookmark untuk menjangkau pelanggan.
Itu adalah satu langkah untuk menjadikan Coca-Cola sebagai merek nasional, bukan hanya merek regional.
Namun Candler melakukan langkah kontroversial ketika dirinya menjual sirup Coca-Cola sebagai obat paten, mengklaim bahwa sirup itu bisa mengobati kelelahan dan sakit kepala.