Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Terkini Nasional

KRONOLOGI Santri Tewas Dihajar 1 Hari Usai Rayakan Ulang Tahun, Dituding Tak Hormati Senior

Hanya karena dianggap pelaku ALH (17) tidak menghormati senior, FWA dipukul oleh ALH hingga akhirnya FWA meninggal dunia.

Editor: Rhendi Umar
Internet/tribunjatim
Ilustrasi Tewas. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang santri tewas dihajar seniornya hanya karena masalah penghormatan.

Kejadian tersebut terjadi di Pondok Pesantren Darul Arafah, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, pada Sabtu (5/6/2021).

Hanya karena dianggap pelaku ALH (17) tidak menghormati senior, FWA dipukul oleh ALH hingga akhirnya FWA meninggal dunia.

Ironisnya, sehari sebelum pemukulan terjadi, FWA sempat membagikan makanan kepada rekan-rekannya di ponpes.

Dikutip TribunWow.com dari Tribun-Medan.com, korban kala itu diketahui sempat merayakan hari ulang tahunnya pada Jumat (4/6/2021) atau satu hari sebelum pemukulan terjadi.

"Padahal Jumat (4/6/2021) anak saya baru ulang tahun dan permintaannya membagikan 65 nasi bungkus ke teman-temannya. Itu permintaannya terakhir," kata Ayah santri FWA, Wahyudi, Rabu (16/6/2021).

Wahyudi masih ingat saat itu ia sempat mendatangi anaknya ke ponpes untuk membagikan makanan ke teman-teman FWA sesuai dengan keinginan FWA.

Ia juga sempat mengajak FWA ke luar dari pesantren untuk jalan-jalan dan berbelanja.

"Ya biar dia enggak suntuk waktu itu. Kami jalan-jalan ke daerah Sunggal. Habis itu, baru kembali ke pesantren. Itu lah perjumpaan kami terakhir," ujar Wahyudi.

Kini FWA meninggal secara tragis, Wahyudi bercerita, istrinya masih mengalami trauma.

"Sampai saat ini, ibunya sampai saat ini sudah trauma dan engga mau lagi ada anaknya masuk ke pesantren," ujar Wahyudi.

Wahyudi bercerita, pada Minggu (6/6/2021), ia mendapat telepon dari pihak ponpes bahwa anaknya meninggal dunia.

"Waktu itu kami dapat telepon dari pihak pesantren, namanya pak Harun. Waktu itu istri saya yang mengangkat dan langsung nangis-nangis," kata Wahyudi, Rabu (16/6/2021).

Wahyudi bercerita, kala itu pihak pesantren menyebut FWA tewas karena jatuh dari aula.

Pihak ponpes lalu menawarkan untuk mengantarkan pulang jenazah FWA sampai ke rumah.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved