Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Banjir di Manado

Warga Korban Banjir di Manado Butuh Makanan dan Alkon

Noldy Aseng, kepala lingkungan 2, Kelurahan Paal Dua, Kecamatan Paal Dua, Manado, Sulawesi Utara membeber, warga sempat teriak kelaparan Senin malam.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
tribunmanado.co.id/Arthur Rompis
Sisa banjir di Kelurahan Paal Dua, Lingkungan Dua, Kecamatan Paal Dua, kota Manado, provinsi Sulut. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, ManadoWarga korban banjir di Manado butuh makanan dan alkon. 

Noldy Aseng, kepala lingkungan 2, Kelurahan Paal Dua, Kecamatan Paal Dua, Manado, Sulawesi Utara membeber, warga sempat teriak kelaparan Senin malam.

"Banyak yang teriak kelaparan," katanya. 

Warga yang perutnya sudah keroncongan, berupaya mencari makan di mana saja. 

Ada yang berhasil mengetuk pintu warung dan beli telur.

"Telur itu kemudian direbus dan makan bersama sama," katanya. 

Selain makanan, sebutnya, warga butuh Alkon untuk menyedot air. 

Lumpur sangat banyak dan pekat. Warga kepayahan mengeluarkannya. 

Banjir bukan hal baru bagi warga Kampung Tubir di Kelurahan Paal Dua, Lingkungan Dua, Kecamatan Paal Dua, kota Manado, provinsi Sulut.

Namun banjir Senin (14/6/2021) malam, mengagetkan warga. 

Air datang sangat cepat. "Sebelumnya air sempat naik pada sore. Tapi surut.

Saya pikir aman. Eh tiba tiba datang air bah," kata Noke salah satu warga kepada Tribun Manado Selasa (15/6/2021) pagi di lokasi banjir. 

Karena mengira aman, Noke lambat mengantisipasi banjir kali ini. Ia sekeluarga nyaris terjebak banjir. 

"Semua sudah lari, sisa kami, dengan cepat kami lari. Saat itu air sudah di pinggang orang dewasa," kata dia. 

Ketinggian air di kompleks Noke mencapai hampir semeter. Di wilayah lain dekat sungai, air nyaris setinggi dua meter. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved