Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Stephen Tong

Sosok Stephen Tong, Pendeta yang Dirikan Gereja Reformed Injili, Dikenal Sebagai Konduktor Musik

Sejak kecil, Stephen Tong memiliki sensitivitas yang sangat tinggi terhadap segala bentuk seni, termasuk musik, lukisan, arsitektur, dan seni pahat.

Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
Istimewa
Kisah Stephen Tong, Pendeta Berdarah Tiongkok yang Dirikan Gereja Reformed Injili, Cinta Akan Musik 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Siapa yang tak kenal dengan Stephen Tong.

Dia adalah seorang pendeta Kristen yang dilahirkan di Xiamen, provinsi Fujian.

Ia kemudian menjadi warga negara Indonesia dan saat ini tinggal di Jakarta dan sejak usia 17 tahun telah dipanggil untuk menjadi penginjil.

Ia adalah salah satu tokoh teologi Reformed terkemuka di dunia.

Kisah Stephen Tong, Pendeta Berdarah Tiongkok yang Dirikan Gereja Reformed Injili, Cinta Akan Musik
Kisah Stephen Tong, Pendeta Berdarah Tiongkok yang Dirikan Gereja Reformed Injili, Cinta Akan Musik (Foto istimewa)

Ia sering mengadakan seminar-seminar di seluruh dunia secara teratur setiap tahun.

Ia juga mendirikan Stephen Tong Evangelistic Ministries International (STEMI) dan anggota International Consultants of the Lausanne Committee of World Evangelization.

Selain seorang pendeta, ia juga seorang komposer, konduktor, seniman, dan arsitek.

Pdt. Stephen Tong selama 25 tahun mengajar teologi dan filosofi di Seminari Alkitab Asia Tenggara di Malang dan saat ini mengajar di Sekolah Tinggi Teologi Reformed Injili Internasional (STTRII) di Jakarta yang ia dirikan.

Ia telah menulis lebih dari 75 buku.

Pada tahun 1990 ia mendirikan Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII), termasuk sebuah seminari, Institut Reformed, Jakarta Oratorio Society, departemen literatur, dan pusat penerjemahan teologi, serta pusat aktivitas-aktivitas evangelistik, seminar, dan konseling. Pada tahun 1996 Pdt. Tong mendirikan Reformed Institute for Christianity and 21st Century di Washington D.C., Amerika Serikat.

Ia dikenal sebagai pengritik keras gerakan Karismatik, New Age Movement, Postmodernisme, Seni kontemporer, psikologi, budaya Barat, budaya Timur, filosofi, dan Teologi Kemakmuran.

Sebagai pendeta, ia memiliki pengetahuan luas di bidang seni, musik, filsafat, sejarah, dan arsitektur.

Ia telah menulis banyak lagu gereja, menulis banyak buku rohani dan merancang beberapa bangunan gereja.

Seminar-seminarnya diadakan di berbagai kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya; dan di kota-kota mancanegara seperti di Cambridge (Massachusetts Institute of Technology), Hong Kong (China Graduate School of Theology), Taiwan (China Evangelical Seminary), 

Singapura (Trinity Theological College), Westminster Theological Seminary, Regent College, Columbia University, University of California at Berkeley, Stanford University, University of Maryland, dan Cornell University. Ia menyampaikan kotbah dalam bahasa Indonesia, Mandarin, dialek Fujian, dan Inggris.

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved