Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Terkini Daerah

KISAH PILU Pasangan Suami Istri di Ogan Ilir, Tinggal di Rumah Tak Layak Huni, Masuk Air saat Hujan

Kisah pasangan suami istri di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, tinggal di rumah tak layak huni.

Editor: Ventrico Nonutu
istimewa
Kisah pilu pasangan suami istri di Ogan Ilir yang tinggal di rumah tak layak huni. 

"Kalau hujan, saya dan istri kebasahan karena air netes semua. Bukan lagi bocor, tapi benar-benar air jatuh ke kami," ungkap Sulaiman.

Sementara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Sulaiman dan istrinya bekerja serabutan.

Diantaranya menawarkan jasa merawat kebun dan sawah milik orang lain.

Pendapatan mereka perhari kadang tak tentu, mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 40 ribu jika sedang beruntung.

"Alhamdulillah, kadang dapat Rp 40 ribu cukup untuk makan, kadang tidak sampai segitu dan tidak bisa makan," tutur Sulaiman.

Kondisi pasutri ini pun viral di media sosial, hingga mengundang perhatian dari sejumlah pihak yang memberikan bantuan berupa sembako dan uang tunai.

Namun tetap saja, Sulaiman dan Nuryati hidup dalam ketidaknyamanan di rumah mereka itu.

Aparat pemerintahan di wilayah tempat tinggal pasutri ini bukannya tak ada upaya untuk memberikan bantuan.

Camat Pemulutan, Muhammad Zen mengatakan, berdasarkan laporan perangkat Desa Teluk Kecapi, upaya penyaluran bantuan terhadap pasangan Sulaiman dan Nuryati telah dilakukan sejak 2019 lalu.

Namun menurut Zen, ada dua kendala utama dalam penyaluran bantuan, yakni data kependudukan Sulaiman yang belum diperbaharui dan status kepemilikan lahan tempat tinggal.

"Pak Sulaiman, berdasarkan data kependudukan baik di KTP dan KK masih terdaftar sebagai warga Desa Pelabuhan Dalam. Sementara istrinya memang warga Desa Teluk Kecapi, tapi di KK masih ikut orang tua," ungkap Zen.

"Jadi bagaimana kami mau menyalurkan bantuan jika data kependudukannya belum diperbaharui. Sedangkan penyaluran bantuan ini harus ikut aturan," imbuh Zen menerangkan.

Kemudian juga status lahan tempat tinggal Sulaiman dan istrinya, menghambat untuk mendapatkan bantuan bedah rumah.

"Dari dinas terkait juga tidak bisa menganggarkan perbaikan rumah karena itu bukan lahan tempat tinggal Pak Sulaiman. Mengenai bantuan dari alokasi dana desa, tahun kemarin dialokasikan untuk penanganan Covid-19," papar Zen.

Ke depan, aparat pemerintahan di Kecamatan Pemulutan akan berupaya agar Sulaiman dan Nuryati memiliki data kependudukan yang jelas sehingga dapat menerima bantuan.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved