Berita Heboh
Identitas Pria yang Menampar Presiden Prancis, Begini Kronologinya, Lihat Video
Update info terbaru terkait video viral Presiden Prancis ditampar warga. Inilah identitas pria yang menampar Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Pada Juli tahun lalu, Macron dan istrinya Brigitte dilecehkan secara verbal oleh sekelompok pengunjuk rasa saat berjalan-jalan dadakan melalui taman Tuileries di pusat kota Paris pada Hari Bastille.
Sesaat sebelum ditampar, Macron diminta untuk mengomentari pernyataan pemimpin sayap kiri Jean-Luc Melenchon akhir pekan lalu bahwa pemilihan tahun depan kemungkinan akan dimanipulasi.
"Kehidupan demokrasi membutuhkan ketenangan dan rasa hormat, dari semua orang, politisi, serta warga negara," kata Macron.
Menanggapi peristiwa penamparan ini, para kritikus dan saingan politiknya yang paling sengit mendukung Macron Selasa.
Melenchon mengatakan dia bersamai "dalam solidaritas dengan presiden", sementara Le Pen menyebut tamparan itu "tidak dapat diterima dan sangat tercela dalam demokrasi."
Namun tamparan itu kemungkinan akan memicu perdebatan di Prancis tentang iklim politik yang merusak hanya dua minggu dari putaran pertama pemilihan regional dan 10 bulan dari pemilihan presiden April mendatang.
Pada tahun 2011, presiden sayap kanan Nicolas Sarkozy mengalami ketakutan keamanan di barat daya Prancis ketika dia dicengkeram bahunya oleh seorang pegawai pemerintah lokal berusia 32 tahun. (Tribunnews.com/ChannelNewsAsia/Hasanah Samhudi)
___
Profil dan Biodata Emmanuel Macron
Berikut ini profil dan biodata Emmanuel Macron, Presiden Prancis yang dikecam karena pernyataannya dituduh 'menghina Islam' dan menyudutkan Nabi Muhammad SAW.
Negara-negara Islam di Timur Tengah pun marah besar dan memboikot produk-produk dari Prancis.
Bahkan, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD tak segan menyebut Macron mengalami krisis gagal paham.
Ia menegaskan, presiden di negara Eropa itu seharusnya tahu bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian.
Namun, siapapun orangnya jika agamanya diusik tentu akan membuat para pengikutnya tersinggung.
"Macron harus tahu bahwa agama Islam adalah agama rahmah, tapi pemeluk agama apa pun akan marah kalau agamanya dihina," jelas Mahfud.
Sehingga, Mahfud menilai Macron tidak paham dengan perasaan para pemeluk agama.
"Kalau tak paham itu berarti dia mengalami krisis gagal paham," lanjutnya.
Diketahui, pernyataan Macron itu diberikan atas kematian Guru Sejarah dan Geografi Samuel Paty.
Kepala Samuel Paty dipenggal oleh muridnya Abdoullah Anzorov saat sedang berjalan pulang ke rumah.
Sedangkan, Abdoullah Anzorov yang merupakan remaja Chenchen berusia 18 tahun langsung ditembak mati oleh polisi atas kejadian tersebut.
Samuel Paty dibunuh karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad sebagai materi kebebasan berekspresi.
Sementara itu, dikutip dari laman Kompas TV, diketahui Pemerintah Indonesia turut mengecam pernyataan Macron melalui Kementerian Luar Negeri.
Kemarahan itu ditunjukkan dengan pemerintah memanggil Dubes Perancis untuk Indonesia, Olivier Chambard pada Selasa (27/10/2020).
Juru Bicara Kemenlu, Teuku Faizasyah menyebut pihaknya sudah mengecam tindakan Macron.
Meski demikian, ia tak memberikan penjelasan soal tanggapan pihak Dubes Prancis terkait kecaman tersebut.
Lalu siapa sebenarnya Macron ini dan apa kiprahnya selama ini?
Berikut uraiannya dikutip dari Tribunnews:
1. Presiden termuda
Pemilik nama lengkap Emmanuel Jean-Michel Frédéric Macron ini lahir di Amiens, Prancis, pada 21 Desember 1977 (usia 42 tahun).
Sebelum terjun ke politik, Macron merupakan mantan bankir investor Prancis.
Pada 26 Agustus 2014 ia dilantik sebagai Menteri Ekonomi, Pembaruan Industri dan Urusan Digital dalam pemerintahan Manuel Valls.
Pada Pemilihan umum Presiden Prancis 2017, ia mengalahkan Marine Le Pen dengan meraup 66,06 persen suara jauh mengungguli Marine Le Pen, yang hanya meraup 34 persen suara.
Kemenanganya menjadikan ia sebagai Presiden Prancis termuda dalam sejarah dengan usia 39 tahun.
2. Anak profesor
Macron adalah putra dari Jean-Michel Macron, Profesor Neurologi di Universitas Picardy, dan Françoise Macron-Noguès, MD.
Macron bekerja sebagai Inspektur Keuangan dalam Kementerian Ekonomi Prancis antara 2004 dan 2008.
Pada 2007, ia menjabat sebagai deputi rapporteur pada Komisi untuk mempengaruhi pertumbuhan Prancis yang dikepalai oleh Jacques Attali.
3. Mantan bankir bergaji besar
Sebelum bekerja sebagai bankir investasi di Rothschild & Cie Banque, Macron bekerja sebagai inspektur keuangan kementrian ekonomi Perancis.
Tahun 2008, ia membayar 50.000 euro atau sekitar Rp 730 miliar untuk bisa keluar dari ikatan dinas dengan pemerintah dan bekerja sebagai bankir.
Dalam kampanyenya, Macron berjanji akan membuat Perancis menjadi negeri yang lebih ramah bisnis dan mengurangi pajak perusahaan.
4. Istrinya 24 tahun lebih tua
Macron berkenalan dengan istrinya di saat dia bersia usia 15 tahun.
Saat itu Brigitte Marie-Claude Trogneux adalah guru bahasa Perancis-nya, telah menikah dan memiliki anak.
Setelah bercerai dari suami pertamanya dan berstatus janda, Trogneux menikahi Macron.
Mereka menikah di tahun 2007.
Keduanya tidak memiliki anak bersama, tapi Trogneux (63), memiliki tiga anak dan tujuh cucu.
5. Bicara soal muslim di awal terpilih
Macron seorang yang sangat pluralis dan menghargai perbedaan, termasuk dalam keyakinan.
“Tidak ada agama yang menjadi masalah di Perancis saat ini," ujar Macron saat kampanye bulan Oktober 2016.
"Negara harus netral karena merupakan jantung dari sekularisme. Kita berkewajiban untuk membiarkan semua orang menjalankan agama mereka dengan adil," katanya.
6. Pro-intervensi di Suriah
Menurut Reuters, Macron ingin meningkatkan anggaran pertahanan hingga dua persen, dari angka 1,8 persen produk domestik bruto (PDB).
Ia juga pernah mengatakan, harus ada intervensi internasional di Suriah, jika ada bukti bahwa Bashar al-Assad menggunakan senjata kimia.
7. Politisi pro-Uni Eropa
Marine Le Pen berjanji untuk menarik Perancis dari Uni Eropa seperti Inggris tahun 2016.
Namun, Macron adalah pendukung Uni Eropa. Ia ingin ada beberapa perubahan, supaya Uni Eropa lebih kuat lagi.
“Sejak 2008 kita gagal membangun Eropa. Sejak 2008 hanya ada generasi terlupakan yang melihat segelintir dari rencana kita terwujud. Tugas kita adalah membangun kembali impian Eropa." (TribunWow, Kompas.com/wikipedia/kompas TV)
Subscribe YouTube Channel Tribun Manado:
Artikel ini telah tayang di:
Tribunnews.com
Surya.co.id