Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Apa Itu

Apa Itu Beras Analog? Bahan Nasi Sehat yang Bukan Berasal dari Padi

Para peneliti pangan berusaha mencari makanan pokok selain beras untuk menjawab persoalan Indonesia yang ketergantungan beras.

(KOMPAS.COM/ Roderick Adrian Mozes)
Apa Itu Beras Analog? Bahan Nasi Sehat yang Bukan Berasal dari Padi 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Apa itu Beras analog?

Beras analog adalah beras dari bahan lain selain padi.

Biasanya bahan utama beras analog di pasaran terbuat dari ubi, singkong, pisang, sukun, dan jagung.

Bentuk beras analog yang menyerupai beras, didapat dari proses dan mesin khusus.

Beras analog dari ubi.

Para peneliti pangan berusaha mencari makanan pokok selain beras untuk menjawab persoalan Indonesia yang ketergantungan beras.

"Pemerintah kita sebenarnya sudah mencanangkan program gizi seimbang, mengonsumsi pangan beragam tidak pada satu jenis bahan pangan," kata dosen Teknologi Hasil Pertanian di Universitas Slamet Riyadi, Yannie Asrie Widanti.

Yannie menjadi narasumber dalam "Dialog Sejarah Historia: Keberagaman Pangan di Nusantara Menggali Akar Silam Citarasa Indonesia" yang tayang di YouTube Historia, Jumat (26/3/2021).

Salah satu riset adalah membuat produk pangan dalam bentuk beras dan tepung dari sumber karbohidrat lain selain beras.

Beras dari sumber karbohidrat lain inilah yang disebut beras analog.

Yannnie menjelaskan, beras analog adalah beras yang bahannya dari umbi-umbian. Bisa dari ubi, singkong, atau bahan lain seperti jagung, pisang, dan sukun.

Dari segi karakteristik, beras analog sangat mirip dengan beras nasi. Bentuk ini dihasilkan dari proses dan mesin khusus.

Beras analog ini dijual di pasaran, cara termudah mendapatkan beras analog bisa dibeli di e-commerce.

Menurut Yannie, sudah ada masyarakat yang mengonsumsi beras analog meskipun jumlahnya sedikit.

Kebanyakan adalah mereka yang sadar akan gaya hidup sehat atau mengidap penyakit tertentu yang menghindari beras nasi.

"Tetapi, kembali lagi harga jual (beras analog) masih mahal karena biaya produksi masih mahal," kata Yannie.

"Jadi masyarakat hitung-hitung untuk beli harian, yang beli benar-benar yang sudah sadar," lanjutnya.

Ia mengatakan, hal yang diperlukan sebenarnya adalah mengubah pola konsumsi masyarakat akan makanan pokok selain beras.

Bahan pangan lokal yang tidak olahan (masih dalam bentuk umbi) harganya murah dan memiliki nutrisi yang tinggi.

Ilustrasi <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/nasi' title='nasi'>nasi</a> dari <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/beras' title='beras'>beras</a> analog.

Terbuat dari Ubi Ungu dan Pisang

Pangan pokok ini dapat dibeli di e-commerce dengan harga yang beragam. Sebagai gambaran, beras analog jagung bobot 250 gram di e-commerce dijual dengan harga Rp 15.000.

Nutrisi beras analog tergantung dengan sumber pangan yang digunakan.

Biasanya beras analog banyak dipilih bagi pengidap pernyakti tertentu yang mengharuskan pantang nasi beras.

Namun demikian, menurut Dosen Teknologi Hasil Pertanian di Universitas Slamet Riyadi, Yannie Asrie Widanti dalam dialog sejarah Historia, Jumat (26/3/2021), beras analog juga semakin diminati pada masa pandemi.

Pasalnya, banyak orang yang semakin sadar akan pentingnya gaya hidup sehat. Beras analog disebutkan punya nutrisi yang menyerupai sumber pangannya.

Jadi nutrisinya tidak kalah dan bahkan lebih baik dari beras nasi beras.

Kompas.com berkesempatan mencoba nasi dari beras analog ini. Saya membeli dari e-commerce ukuran sekali masak yaitu bobot 100 gram dengan harga Rp 7.500.

Dua beras analog yang saya coba adalah dari ubi ungu dengan warna ungu yang cantik, dan pisang dengan warna beras putih kekuningan.

Ada dua metode masak yang saya gunakan, masak dengan rice cooker dan kukusan.
Singkatnya, masak dengan metode kukus menghasilkan beras dengan tekstur yang lebih bebutir dan kering.

Alhasil, nasi analog dari metode kukus lebih enak ketimbang rice cooker yang membuat nasi terlampau lembek.

Beras analog dari ubi.

Soal tekstur jika dimasak dengan benar, beras analog ini memang menyerupai beras nasi.

Hanya saja, proses masaknya lebih riskan dan harus ditunggui karena beras analog lebih cepat matang ketimbang beras nasi.

Saya yakin, jika sudah terbiasa proses masak beras analog akan semakin mudah.

Tekstur yang menyerupai nasi beras ini cocok disantap segala lauk, baik itu lauk kering maupun sup yang berkuah.

Rasa beras analog ini juga mirip dengan beras nasi, hanya ada sedikit perbedaan yaitu aroma dari sumber pangan.

Jika kamu memilih beras analog dari bahan pisang, ada sedikti aroma pisang yang manis. Hal ini mungkin akan membuat sebagian orang jadi tak terbiasa.

Maka sebagai alternatif, sebaiknya pilih beras analog dengan bahan yang rasanya netral seperti jagung.

Dari segi harga beras analog ini relatif, tergantung kemampuan masing-masing.

Namun, bagi yang punya kebiasaan pola makan selain beras nasi, tentunya pangan utama beras analog yang tidak diolah jauh lebih murah.

Beras analog bisa jadi pintu awal untuk mengubah pola kebiasaan makan beras nasi.

Toh, akhirnya para peneliti menjawab frasa andalan orang Indonesia lewat nasi analog, "Kalau tidak makan nasi tidak kenyang".

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mencoba Beras Analog, Terbuat dari Ubi Ungu dan Pisang

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Apa Itu Beras Analog? Alternatif Beras Nasi yang Sehat

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved