Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Apa Itu

Apa Itu Cultural Appropriation? Ramai Dikaitkan dengan Nagita Slavina yang Jadi Ikon PON XX Papua

Cultural appropriation menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah Nagita Slavina disebutkan ditunjuk sebagai Duta Pon XX Papua.

Rans Entertainment
Foto pemotretan Nagita Slavina didapuk sebagai Duta PON XX Papua 

Simbol tersebut bisa berwujud pakaian, tarian, warna, dan lain sebagainya.

"Di dalam simbol itu sendiri ada maknanya dan bagi masyarakat, makna itu penting. Simbol dan makna itu ada konteks," kata Drajat.

Simbol, makna, konteks tersebut kemudian menjadi pedoman perilaku bagi masyarakat pemilik budaya.

Cultural appropriation terjadi karena budaya dominan, mengambil budaya yang tidak dominan tanpa memperhatikan makna dan konteksnya.

"Bahasa kasarnya adalah mengambil budaya kelompok-kelompok minoritas atau kelompok tertentu. Diambil hanya simbolnya, dimanfaatkan untuk kepentingan lain, bahkan dalam beberapa hal untuk kepentingan bisnis," terang Drajat.

Sementara itu, menurut Drajat, pemilik budaya berisiko terkena imbas dari cultural appropriation. Misalnya stereotip atau tidak mendapat keuntungan apa pun.

Bicara dengan orang Papua

Salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan cultural appropriation adalah dengan bicara langsung dengan pemilik budaya.

"Kalau Nagita memang mau menjadi duta dan mengenakan atribut kultural Papua, sebaiknya dia bicara dengan orang Papua atau memakai pakaian sesuai dengan simbol, makna dan konteks," tutur Drajat.

Hal ini juga disertai permintaan maaf dan pelibatan orang asil papua (OAP) di kemudian hari.

Menurut Drajat, Nagita hanya salah satu orang yang tidak mengerti hak kekayaan budaya.

"Ini bukan hanya Nagita sebenarnya, ini jadi bagian dari pendidikan di Indonesia. Bahwa pemanfaatan atau kejadian cultural appropriation itu harus dihindari dan diajarkan," imbuh dia.

Selain itu, Drajat juga mengimbau kepada para penyelanggara acara yang memuat unsur kebudayaan, agar cermat mengidentifikasi simbol, makna, dan konteks budaya.

"Itu harus paham, mengidentifikasi untuk pencegahan terjadinya cultural appropriation," katanya.

Hak kekayaan budaya

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved