Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Calon Panglima TNI

SEGINI Kekayaan Laksamana Yudo Margono Calon Kuat Panglima TNI, Punya 18 Tanah

Laksamana Yudo Margono disebut oleh Pengamat Intelijen, Pertahanan dan Keamanan, sebagai sosok yang layak menduduki kursi Panglima TNI

Editor: Rhendi Umar
Dok. BNPB
Laksamana Yudo Margono 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Bursa Calon Panglima TNI belakangan ini menjadi perbincangan publik.

Salah satu nama yang mencuat adalah Laksamana Yudo Margono, Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL).

Laksamana Yudo Margono disebut oleh Pengamat Intelijen, Pertahanan dan Keamanan, Ngasiman Djoyonegoro, sebagai sosok yang layak menduduki kursi Panglima TNI.

Menurut Ngasiman, Yudo punya keunggulan jika nanti menjadi Panglima TNI untuk mengatasi masalah di tanah air.

Hal ini didasarkan pada beberapa alasan.

Pertama, pengamanan wilayah laut dan kepulauan dari pencaplokan oleh negara-negara lain. Akibat potensi eskalasi konflik lintas negara di Laut China Selatan ke depan yang cukup tinggi.

Serta dukungan penjagaan laut yang merupakan garda terdepan dalam menjaga kedaulatan, tentu upaya diplomasi tetap dijalankan.

Di samping itu, kejahatan trans-nasional, seperti penyelundupan senjata juga terjadi di laut.

"Yang pertama tentu pengamanan wilayah laut dan kepulauan dari pencaplokan oleh negara-negara lain," tutur Simon, sapaan akrab Ngasiman.

Yang kedua, menurut Simon, Yudo Margono bisa melanjutkan visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.

Poros Maritim Dunia bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang besar, kuat, dan makmur melalui pengembalian identitas Indonesia sebagai bangsa maritim, pengamanan kepentingan dan keamanan maritim, memberdayakan potensi maritim untuk mewujudkan pemerataan ekonomi Indonesia.

Ketiga, Yudo dinilai bisa membangun sinergisitas dan soliditas dengan tiga Matra dan Polri.

Keempat, Yudo juga punya pengalaman memimpin penanganan Covid-19.

Saat memimpin, Yudo memahami bagaimana perkembangan dunia teknologi kesehatan yang diperuntukkan bagi kekuatan militer.

Artinya, dalam upaya mencegah ancaman biowarfare (perang biologi) ke depan, menurut Yudo, sangat diperlukan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved