Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Sulut

Bunuh Diri di Minahasa? Sanksinya Seram, Peti Jenazah Harus Lewat Jendela dan Dicambuk

Di kalangan masyarakat Minahasa, terlebih Minahasa Utara, aksi bunuh diri merupakan barang tabu

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: David_Kusuma
Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan
Ilustrasi bunuh diri 

Ia diduga mengakhiri hidupnya sendiri dengan cara gantung diri setelah seminggu menghilang.

Kedua, seorang calon pengantin GS yang diduga nekat meloncat dari lantai tujuh sebuah hotel di Manado beberapa jam sebelum pemberkatan nikahnya di GMIM Sentrum.

Psikolog Orley Charity Sualang S PSi MA mengungkapkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang ingin mengakhiri hidupnya.

"Antara lain, faktor psikologis dimana orang tersebut mengalami kecemasan berlebihan, kemudian stres, dan depresi," ujar Orley kepada Tribun Manado, Jumat (28/05/2021) petang.

Kondisi ini adalah salah satu gangguan mental yang disebabkan oleh adanya masalah pada fungsi otak yang mengatur rasa takut dan emosi.

Orang dengan kondisi ini akan kesulitan memutuskan solusi dalam mengatasi masalahnya,

"Sehingga langkah yang ia tempuh selanjutnya adalah dengan melakukan tindakan bunuh diri," katanya.

Baca juga: Kejadian Heboh, Seorang Pria Bakar Tetangga, Korban Dirawat Selama 10 Hari Lalu Meninggal Dunia

Faktor berikutnya adalah faktor sosial, dimana orang tersebut kurang mendapatkan dukungan sosial dari orang-orang di sekitarnya.

Dalam kondisi emosi yang tidak stabil dan kognitif yang terganggu, orang ini tidak mampu menceritakan masalah yang ia hadapi pada kerabat terdekatnya.

"Atau orang tersebut tidak mendapatkan support dari lingkungan karena mendapat tekanan dari lingkungan sekitar," katanya.

Katanta, kedua peristiwa di atas menjadi pembelajaran bagi masyarakat untuk kita lebih memperhatikan kesehatan mental masing-masing.

Mari jaga kesehatan mental kita dengan cara, meningkatkan hubungan spiritual kita dengan Tuhan.

"Selesaikan masalah dengan pikiran yang positif, ambil hikmah dari setiap persoalan yang dihadapi, carilah dukungan sosial dari keluarga atau kerabat terdekat. Lakukan konseling dengan tokoh agama atau ahli professional seperti psikolog dan atau psikiater," katanya.

"Dengan melakukan tindakan preventif di atas, saya yakin kita dapat mengatasi masalah kita sehari-hari dan kita dapat menjadi pribadi yang solutif dan tangguh," katanya. (art) 

Baca juga: Ingat Kiki Fatmala? Dulu Lawan Orang Tua Hingga Disebut Durhaka, Kini tak Punya Anak Sampai Tua

YOUTUBE TRIBUN MANADO:

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved