Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sampah di Manado

'Pak Wali Kota Andrei Angouw, Selamatkan Kota Manado dari Lautan Sampah'

Kota Manado mendapat predikat sebagai kota terkotor se-Indonesia sesuai penilaian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2019

Penulis: Finneke Wolajan | Editor: Finneke Wolajan
Istimewa
Wali Kota Manado Andrei Angouw dan Wakil Wali Kota Manado Richard Sualang saat diambil sumpah. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sampah menjadi masalah serius bagi Kota Manado. Banyak warga yang menaruh harap pada Wali Kota Andrei Angouw dan Wakil Wali Kota Richard Sualang yang baru dilantik awal Mei 2021 ini, agar bisa menanggulanginya.

Stefanus Pilat Ledrandt, warga Kelurahan Sindulang 1, Lingkungan 1, Kecamatan Tuminting mengeluh sampah dekat pemukimannya, tepatnya di bawah Jembatan Soekarno.

Sampah-sampah ini berserakan dan telah menumpuk. Bahkan tumpukan sampah ini sudah ada sejak tahun lalu.

Mengeluarkan bau busuh dan penuh cacing. Cacing-cacing ini bahkan sering memenuhi rumah warga.

Pemandangan tak sedap ini sangat berdekatan dengan rumah ibadah, yakni Masjid Darussalam. Kondisi ini menurutnya mengganggu kesehatan warga setempat.

sampah di Kelurahan Sindulang 1, Lingkungan 1, Kecamatan Tuminting, Manado, tepatnya di bawah Jembatan Sukarno. 
sampah di Kelurahan Sindulang 1, Lingkungan 1, Kecamatan Tuminting, Manado, tepatnya di bawah Jembatan Sukarno.  (Istimewa.)

Stefanus berhadap pemerintah bisa memerhatikan sampah di dekat pemukimannya tersebut.

Stefanus mengungkapkan pada unggahan media sosialnya lalu diunggah ke grup Facebook Kawal Pemerintahan AA RS. 

Keluhan warga ini hanya satu di antara suara warga yang sudah gerah dengan sampah di Kota Manado.

Media sosial menjadi tempat masyarakat menumpahkan keluh kesah mengenai pengelolaan sampah di Ibukota Provinsi Sulawesi Utara. Sampah-sampah berserakan di sejumlah titik, bahkan di kawasan pusat kota.

Berhari-hari, hingga berlalat dan menimbulkan bau yang tentu mengganggu warga. Merusak wajah kota dan tentu mengancam kesehatan masyarakat.

Selain upaya Pemerintah Kota Manado soal manajemen sampah yang mendapat keluhan banyak masyarakat, kesadaran juga masih rendah. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan, sungai-sungai dipenuhi sampah

Awal Januari 2021, Kota Manado dihantam banjir dan longsor yang parah. Tercatat enam orang tewas dalam peristiwa ini. Air pun surut berganti lautan sampah.

Sejumlah anak sungai di Kota Manado sudah dipenuhi sampah. Selain banjir dan longsor, awal Januari 2021 terjadi gelombang pasang di pesisir Teluk Kota Manado.

Air pasang ini menyisakan tumpukan sampah di pesisir, seperti di kawasan bisnis Megamas Manado.

Pagi ini kawasan Megamas Manado penuh dengan sampah plastik. Amatan Tribun Manado, Senin (18/1/2021) terlihat warga nampak melihat dan memantau keadaan di Megamas Manado.
Pagi ini kawasan Megamas Manado penuh dengan sampah plastik. Amatan Tribun Manado, Senin (18/1/2021) terlihat warga nampak melihat dan memantau keadaan di Megamas Manado. (tribunmanado.co.id/Nielton Durado)

Pemandangan tumpukan sampah juga terlihat di kawasan sepanjang Boulevard II. Bukan baru sekarang, masalah sampah di Kota Manado sudah berlangsung lama.

Kota Manado mendapat predikat sebagai kota terkotor se-Indonesia sesuai penilaian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2019.

Pengelolaan sampah menjadi salah satu isu menyeret Manado sebagai Kota terkotor.

Data terakhir menyebut setiap rumah tangga rata-rata memproduksi 0,4 kilogram sampah. Dikalikan hampir 500 ribu kepala keluarga, total produksi sampah setiap hari mencapai 650 ton. 

Angka ini belum termasuk sampah yang masih di buang secara sembarangan di daerah aliran sungai dan lokasi lainnya selain tempat pembuangan sampah.

Kota Manado sebenarnya sudah memiliki peraturan daerah soal sampah, yakni Perda No.7 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Persampahan dan Reribusi Pelayanan Kebersihan. Namun rupanya perda ini belum mampu mengatasi masalah sampah di Kota Manado.

Ferol Warouw Minta Seriusi Sampah Plastik di Sulut

Pengelolaan sampah plastik menjadi persoalan bukan hanya di Indonsia melainkan menjadi pembahasan serius di dunia internasional. Persoalan ini juga mulai diseriusi negara dunia ketiga seperti Indonesia.

Untuk itu Talkshow Tribun Baku Dapa, kemarin, menghadirkan Dr Ferol Warouw ST, SH, M.Eng, Dosen Amdal Prodi Arsitektur Unima dan Tim Ahli Bapem Perda DPRD Sulut dalam membahas ''Pengendalian Sampah Plastik Lintas Sektoral'' dengan dipandu Jurnalis Tribun Manado, Aswin Lumintang.

Dr Ferol Warouw mengatakan, persoalan sampah plastik saat ini diseriusi seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Karena Indonesia merupakan negara nomor dua penghasil sampah plastik. ''Kalau Indonesia termasuk Sulut tidak serius menangani sampah plastik, nanti bisa-bisa kita menjadi negara penghasil sampah plastik terbanyak dunia, '' ujarnya.

TRIBUN BAKU DAPA - Membahas Pengelolaan Sampah Plastik Lintas Sektoral bersama Dr Ferol Warouw
TRIBUN BAKU DAPA - Membahas Pengelolaan Sampah Plastik Lintas Sektoral bersama Dr Ferol Warouw (tribun manado/ronald moha)

Namun, yang terpenting masyarakat harus tahu adalah sampah plastik merupakan sampah yang sulit diurai, sehingga membuangnya dengan sembarangan akan berakibat fatal bagi mahluk hidup terutama bagi manusia.

Ferol menjelaskan, khusus di Sulawesi Utara penanganan terhadap sampah plastik antara provinsi dan kabupaten kota harus sama. ''Jangan di Kota Bitung misalnya sudah melarang minuman dalam plastik, tetapi di daerah lain Kota Manado misalnya masih membolehkan. Ini yang harus sinergi antara kabupaten dan kota di Sulut, '' ujarnya.

Baginya, kesamaan aturan ini penting, sehingga masyarakat tidak bingung. ''Kalau semua daerah di Sulut sudah sepakat melarang minuman dalam plastik, dan memberlakukan ketat bagi masyarakat yang membuang sampah dengan sembarangan, maka ini akan menjadi budaya yang baik, '' ujar Ferol meyakinkan.

Dia meyakini hanya dengan sinergitas antara satu daerah dengan lainnya, maka penanganan sampah akan terkelola dengan baik. Di Indonesia daerah Sulut merupakan satu dari enam daerah yang oleh pemerintah pusat diharuskan membangun tempat pengelolaan sampah.

Namun, hingga saat ini pembangunan tempat pengelolaan sampah belum ada progres. ''Kalau di Indonesia baru di Kota Surabaya yang pembangunan pengelolaan sampahnya sudah berfungsi dengan baik, '' ujarnya.

Meski begitu, dia meyakini jika semua pihak memiliki keinginan yang sama untuk menata pengelolaan sampah, maka ke depan Sulut akan memiliki tempat pengelolaan sampah.

Janji Atasi Sampah

Wali Kota Andrei Angouw mengatakan ia sudah menginventarisir wilayah sampah di Manado. Pembersihan akan dilakukan segera.

"Daerah yang selokannya sering mampet karena sampah akan kita bersihkan agar tidak kebanjiran saat hujan," katanya. 

Dirinya bersama Wakil Wali Kota Richard Sualang berjanji akan atasi masalah sampah ini. Hal ini juga yang kembali mereka tegaskan usail dilantik sebagai pemimpin Kota Manado yang baru, setelah sebelumnya menjadi janji kampanye mereka.

Andrei Angouw di berbagai kesempatan ia mengutarakan kiatnya dalam menangani sampah di Manado. 

Wali Kota Manado Andrei Angouw mendatangi TPA Sumompo di hari cuti kedua Idulfitri, Jumat (14/5/2021).
Wali Kota Manado Andrei Angouw mendatangi TPA Sumompo di hari cuti kedua Idulfitri, Jumat (14/5/2021). (Istimewa/Facebook)

"Kalau untuk sampah kita punya program besar bersama Pemprov Sulut yakni TPA Ilo Ilo. TPA ini akan menampung sampah dari Manado dan sekitarnya untuk didayagunakan jadi pembangkit listrik," kata dia. 

Selama menanti rampungnya TPA regional itu, pihaknya akan memaksimalkan TPA Sumompo.  Ia hakul yakin TPA tersebut masih bisa diberdayakan sementara. Angouw sendiri sudah beberapa kali tinjau TPA Sumompo. 

Menurutnya, pengendalian sampah juga salah satu kiat atasi banjir. Karena sampah adalah salah satu penyebab banjir.  Tempat Pembuangan Akhir Sumumpo tak representatif lagi bagi produksi sampah di Kota Manado. Namun pemerintah tetap memaksimal TPA seluas 12.650 hektar ini.

Petisi di Change.org

Muncul petisi di Change.Org dengan judul Selamatkan Kota Manado dari Lautan Sampah. Petisi ini dibuat sebagai upaya mendorong Pemerintah Kota Manado untuk menyelesaikan persoalan sampah dan ditujukan pada Wali Kota Manado Andrei Angouw. Klik di sini untuk ikut menandatangani petisi ini. Satu tanda tanganmu akan sangat membantu menyuarakan Manado bebas dari sampah. (Tribunmanado.co.id/Finneke Wolajan)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved