Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bacaan Alkitab

Bacaan Alkitab Sabtu 29 Mei 2021, Kisah Para Rasul 2:12-13 : Stigma dan Fitnah Keji

Ribuan orangpun dimenangkan dan menjadi percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dunia, Allah yang hidup.

Editor: Aldi Ponge
Istimewa
Renungan Harian Kristen: Rela Menderita 'Orang Kristen Sejati, Pasti Melewati Penderitaan' 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Peristiwa ketuangan Roh Kudus yang terjadi di hari raya Pentakosta di Yerusalem, membuat banyak orang terkagum-kagum, heran dan tercengang-cengang akan karya Allah yang ajaib bagi mereka yang diperkenankan-Nya. Yakni para rasul dan orang percaya yang sudah menjadi pengikut Kristus, ketika menerima Roh Kudus.

Sebab perbuatan ajaib dan mujizat yang nyata dari Tuhan Yesus itu terjadi untuk pertama kalinya sepanjang sejarah peradaban kehidupan manusia.

Ribuan orangpun dimenangkan dan menjadi percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dunia, Allah yang hidup.

Namun, masih ada juga segelintir orang yang hati dan jiwanya memang degil dan sudah dikeraskan.

Merekalah yang anti kebenaran dan berhati batu yang tiada berhenti hidup dalam kejahatannya.

Mereka menyebarkan fitnah keji dan hoaks bahwa para rasul dan orang beriman itu telah mabuk anggur manis.

Demikian firman Tuhan hari ini. "Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: "Apakah artinya ini?" Tetapi orang lain menyindir: "Mereka sedang mabuk oleh anggur manis." (ayat 12, 13)

Mujizat dan tanda-tanda ajaib yang telah dilakukan Tuhan Yesus dalam peristiwa pencurahan Roh Kudus itu, tidak membuat orang degil yang gemar berbuat jahat, yang hati, pikiran dan jiwanya sudah dikeraskan dan membatu, menjadi percaya.

Bagi mereka, apapun yang dilakukan orang Kristen, salah, jahat dan tidak benar. Tuhan sudah datang dan membuat berbagai macam mujizat dan perbuatan ajaib di depan pelupuk mata mereka, tetap dianggap sebagai tidak benar.

Mata hati mereka memang sudah dibutakan oleh kejahatan. Kekristenan sudah menjadi stigma (selalu dipandang negatif) oleh mereka.

Orang-orang seperti ini selalu ada di sekitar pelayanan dan kebenaran Kristus. Stigma dan fitnah sudah dari dulu. Mirisnya lagi, yang berlaku dan berkepribadian seperti ini adalah teman sepelayanan atau anggota jemaat.

Apapun kebenaran dan kebaikan yang dilakukan, baik oleh pelayan maupun jemaat, selalu salah dan negatif. Mereka sajalah yang benar.

Mereka sudah dikeraskan. Tapi biasanya jumlahnya sedikit. Bagi mereka, semua pelayan, pemimpin, jemaat dan Kekristenan sudah terstigmatisasi.

Apapun yang kita lakukan, pasti salah. Sebaik dan sebenar apapun karya pelayanan kita, tetap salah di mata mereka.

Adalah tugas dan tanggungjawab kita untuk mengklirkan stigma dan berbagai fitnah itu, dalam bahasa, tutur kata, sikap dan prilaku hidup yang benar. Begitulah panggilan pelayanan dan Kekristenan kita. Kita tidak boleh mendendam.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved