Info BMKG
Inilah Wilayah Aktivitas Gempa Meningkat Sesuai Data BMKG
Sejumlah wilayah, dalam beberapa pekan terakhir, diguncang gempa dengan magnitudo di atas 5.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Aktivitas kegempaan meningkat di sejumlah wilayah Indonesia.
Gempa magnitudo terbesar terjadi di Nias pada 14 Mei silam.
Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, mengatakan, saat ini tengah terjadi peningkatan aktivitas kegempaan di sejumlah wilayah di Indonesia.
Sejumlah wilayah, dalam beberapa pekan terakhir, diguncang gempa dengan magnitudo di atas 5.
Misalnya, gempa Nias yang terjadi pada 14 Mei 2021 dengan kekuatan magnitudo 7,2; gempa Blitar pada 21 Mei 2021 dengan kekuatan magnitudo 5,9, dan terakhir gempa Banten dengan magnitudo 5,4 pada Minggu (23/5/2021) pukul 10.50 WIB.
"Pertama Aceh, Nias, Mentawai, Bengkulu, selatan Jawa Barat dan Banten, selatan Jawa Timur, terus Maluku Utara, Ambon-Seram, dan utara Papua. Itu daerah kluster-kluster gempa yang meningkat sejak awal April," kata Daryono, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (23/5/2021).
Ketika dikonfirmasi apakah aktivitas kegempaan yang terjadi saat ini normal seperti yang biasa terjadi di lempeng-lempeng sekitar kepulauan Indonesia, Daryono menyebut bahwa kali ini berbeda.
"Kalau melihat sebarannya itu, ya lebih aktif daripada biasanya," ujar dia.
Dari semua kluster kegempaan yang tengah meningkat ini, menurut Daryono, beberapa kluster mendapat perhatian lebih besar.
Misalnya, klaster gempa yang ada di selatan Jawa Timur, selatan Jawa Barat dan Banten, Mentawai, serta Maluku Utara.
Potensi kegempaan ke depan
Meski hingga saat ini belum ada alat yang dapat memprediksi terjadinya gempa bumi, adanya klaster-klaster kegempaan yang terdeteksi dapat memberi banyak manfaat.
"(Gempa di masa depan) Itu yang sulit diprediksi, tapi kan klaster-klaster gempa itu bisa menjadi petunjuk," sebut Daryono.
Yang dimaksud dengan petunjuk adalah pertanda atau pengingat alami bahwa di wilayah tersebut sesungguhnya menyimpan potensi kegempaan.
"Jadi kalau melihat tipe gempa itu kan ada yang didahului gempa pendahuluan, klaster-klaster gempa itu bisa menjadi petunjuk awal. Namun demikian, ada juga gempa signifikan yang tidak didahului klaster seperti itu (gempa pendahuluan)," papar Daryono.