Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gempa Bumi

Fakta Terbaru, Gempa Guncang Nias Barat Hanya Bermagnitudo 6,7 Tidak 7,2, Berikut Penjelasan BMKG

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, pemutakhiran data tersebut bukan merupakan kesalahan teknis perhitungan di lapangan.

Editor: Fistel Mukuan
dok pribadi
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Data terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait gempa bimi yang mengguncang Nias Barat, Sumatera Utara, Jumat (14/5/2021).

Seperti diketahui sebelumnya gempa terjadi di Nias Barat sekitar pukul 13.33 WIB.

Hal itu dilaporkan kekuatan gempa yang mengguncang Nias Barat bermagnitudo 7,2.

Namun, setelah diperbarui, yakni bermagnitudo 6,7. 

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, pemutakhiran data tersebut bukan merupakan kesalahan teknis perhitungan di lapangan.

"Jadi perlu dipahami bahwa sistem informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami yang ada di Indonesia, kurang lebihnya kita berkaca kepada Jepang (Japan Meteorological Agency), kemudian di Australia dan India," kata Dwikorita, dalam konferensi pers virtual, Jumat petang.

Ia mengatakan, badan meteorologi di tiga negara tersebut, termasuk BMKG, bertugas memberikan informasi sedini mungkin.

Dengan begitu, operasi penyelamatan dapat segera dilakukan. Kebijakan yang ada diterapkan Jepang, Australia, India dan juga Indonesia yakni soal kecepatan, bukan akurasi.

Berbeda dengan negara yang tidak mempunyai kewajiban atau tanggung jawab memberikan informasi dengan cepat, misalnya Amerika Serikat.

United States Geological Survey/USGS yang mengeluarkan informasi gempa bumi setelah 15 menit. Begitu juga di Jerman yang mengeluarkan informasi pada menit ke-20.

"Nah, mereka ini berbeda dengan Indonesia dan Jepang, tidak dituntut memberikan informasi pada menit ketiga," ungkapnya.

Di Jepang sendiri, informasi gempa bumi dituntut segera keluar maksimal pada menit ketiga.

"Sementara di Indonesia, harus keluar pada menit ketiga atau maksimum pada menit keempat.

"Jadi ada perbedaan persoalan kecepatan," kata Dwikorita.

Dampak dari perbedaan kebijakan tersebut terletak pada data yang masuk. Pada menit ketiga, jumlah data yang masuk baru sebagian.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved