Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Peneliti Kembangkan Kecerdasan Buatan untuk Memprediksi Gempa

Kelompok peneliti yang dipimpin Daniel Wu dari Stanford University berhasil mengembangkan AI menjadi teknologi yang dapat memprediksi gempa.

Internet
ilustrasi gempa bumi 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Perkembangan teknologi perlahan namun pasti telah membantu kita memprediksi gempa.

Bandingkan di masa lalu, memprediksi gempa adalah hal yang mustahil.

Bahkan untuk meramalnya hanya bisa dilakukan secara klenik lewat paranormal, atau melihat tingkah laku hewan yang sensitif.

Dengan bantuan teknologi, pada 2019, misalnya, kelompok peneliti dari Harvard University mengembangkan kecerdasan buatan atau AI (artificial intelligence) untuk mengetahui gempa susulan.

Kemudian pada 2020, para peneliti dari Universitas Pelita Harapan juga berhasil menemukan sains terbaru untuk memprediksi gempa lewat machine learning.

Hal itu diungkap di jurnal Telkomnika Telecommunication, Computing, Electronics and Control (Vol. 18 No. 3).

"Kami membuat perkiraan prediksi jangka menengah hingga jangka panjang lewat algoritma machine learning, yang merupakan regresi logistik multinomial, mendukung mesin vektor, dan Naive Bayes, serta membandingkan kinerjanya," tulis para peneliti.

Meski mendapatkan hasil perbandingan metode dan menemukan cara prediksinya, penelitian yang dilakukan I Made Murwanta dan timnya belum berbentuk purwarupa.

Berbeda dengan para peneliti di Indonesia, kelompok peneliti lain yang dipimpin Daniel Wu dari Stanford University berhasil mengembangkan AI menjadi teknologi yang dapat memprediksi gempa.

Mereka mempresentasikan teknologi berbasis machine learning itu pertemuan tahunan Seismological Society of America, Jumat (23/5/2021).

Para peneliti memaparkan bahwa sistem ini akan memberi tahu gempa beberapa detik sebelum guncangan terjadi. Mereka menamai alat itu sebagai DeepShake.

Pada proses pengembangannya, DeepShake menggunakan jaringan pola yang mendalam seperti machine learning AI pada umumnya.

Lewat inilah, alat itu mempelajari bagaimana getaran dari gempa akan merambat untuk diidentifikasi, berdasarkan pola gempa di masa lalu.

Dalam presentasinya, alat itu dilatih dengan memprediksi gerakan tanah di dekat Ridgrest, California.

Lokasi itu berada di Zona Geser California timur yang aktif secara seismik, dan memiliki serangkaian gempa bumi pada 2019.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved