Kabar Israel
Israel Siapkan Serangan Darat ke Gaza, Netanyahu: Hamas Bayar Sangat Mahal
Kelompok militan Palestina itu telah menembakkan sekitar 1.800 roket, dan militer Israel telah melancarkan lebih dari 600 serangan udara.
Ia mengatakan, Mesir, Qatar dan PBB memimpin upaya gencatan senjata itu.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 109 warga Palestina, termasuk 28 anak-anak dan 15 perempuan, dengan 621 orang terluka.
Kelompok militan Hamas dan Jihad Islam telah mengonfirmasi 20 kematian di kubu mereka, meskipun Israel mengatakan jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi.
Tujuh orang tewas di pihak Israel, termasuk seorang anak laki-laki berusia 6 tahun dan seorang tentara.
Militer Israel dalam pernyataannya mengatakan Angkatan Darat Israel bergabung dengan Angkatan Udara dalam serangan di Jalur Gaza pada Jumat (14/5) pagi.
Pasukan pertahanan Israel dalam cuitan di Twitter menyatakan pasukannya "saat ini menyerang di Jalur Gaza".
Namun kemudian, mengutip adanya miskomunikasi secara internal, dengan klarifikasi bahwa pasukan menembakkan artileri dari dalam wilayah perbatasan Israel.
"Saya menyerukan bahwa Hamas membayar dengan harga yang sangat mahal," kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam pernyataan sebuah rekaman video.
"Kami lakukan itu, dan akan terus melanjutkannya dengan kekuatan yang besar," lanjut dia.
Penduduk Gaza di dekat perbatasan Israel mengonfirmasi kepada Reuters bahwa mereka tidak melihat tanda-tanda Angkatan Darat Israel di dalam daerah-daerah kantong tersebut.
Namun, mereka melaporkan adanya tembakan artileri berat dan puluhan serangan udara.
Sementara kekerasan memasuki hari kelima, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah sepakat untuk bersidang pada Minggu (16/5) mendatang guna membahas situasi tersebut, setelah rencana untuk mengamankan pertemuan tertunda karena kekhawatiran dari Amerika Serikat.
"AS akan terus terlibat secara aktif melalui diplomasi tingkat pemerintahan tertinggi sebagai upaya meredakan ketegangan," tulis Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield di Twitter.
Di Washington, Presiden Joe Biden mengatakan ia telah berbicara dengan Netanyahu untuk meredakan pertempuran tetapi juga mendukung pemimpin Israel itu dengan mengatakan bahwa tidak ada reaksi berlebihan Israel yang signifikan. (*)
Baca juga: Dulu Dianggap Gila Jual Air Putih, Pendiri Aqua Tirto Utomo Kini Jadi Orang Terkaya Indonesia
Baca juga: Hari Libur, Ahok Manado Mendaki Gunung Sampah Setinggi Puluhan Meter
Baca juga: 400.000 Kasus Covid-19 Tiap Hari di India, Krematorium Penuh Jenazah Diduga Dibuang di Sungai