Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Apa itu

Apa itu Lupus? Penyakit Sulit Disembuhkan Diperingati 10 Mei, Gejalanya Sering tak Disadari

Lupus adalah penyakit autoimun atau penyakit peradangan (inflamasi) kronis yang disebabkan oleh sistem imun atau kekebalan tubuh yang menyerang sel

Editor: Aldi Ponge
Shutterstock
Ilustrasi gejala lupus 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Apa itu Lupus? Penyakit yang diperingati masyarakat dunia setiap 10 Mei.  

Lupus adalah penyakit sulit disembuhkan dan mematikan karena sistem imun menyerang sel dan jaringan sendiri.

Lupus adalah penyakit autoimun atau penyakit peradangan (inflamasi) kronis yang disebabkan oleh sistem imun atau kekebalan tubuh yang menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh sendiri.

Lupus dapat menyerang berbagai bagian dan organ tubuh seperti kulit, sendi, sel darah, ginjal, paru-paru, jantung, otak, dan sumsum tulang belakang.

Hal ini berarti bahwa sistem pertahanan alami tubuh menyerang jaringan yang sehat.

Karena ketidakwajaran autoimun ini maka akan menyebabkan peradangan.


(FOTO : lupus-ilustrasi/Tribun Jateng - Tribunnews.com)

Penyakit ini juga sulit didiagnosis karena gejalanya seringkali menyerupai penyakit lain.

Namun, gejala khas dari lupus adalah munculnya ruam wajah serupa sayap kupu-lupu yang membentang di kedua pipi.

Beberapa orang dilahirkan dengan kecenderungan mengembangkan lupus, yang mungkin dipicu oleh infeksi, obat-obatan tertentu atau bahkan sinar matahari.

Meskipun beberapa orang pengidap penyakit lupus ini hanya menunjukkan gejala ringan, penyakit ini berlangsung seumur hidup dan dapat menjadi parah.

Tetapi sebagian besar orang dapat mengontrol gejalanya dan mencegah kerusakan organ.

Para pasien yang menderita lupus harus berkomitmen seumur hidup untuk terus mengecek kesehatan ke dokter, cukup istirahat dan olahraga, dan mengonsumsi obat-obatan.

Jenis-jenis

Penyakit lupus terbagi ke dalam beberapa jenis, antara lain:

  • Lupus eritematosus sistemik (Systemic Lupus Erythematosus/SLE)

Lupus ini terjadi secara menyeluruh (sistemik) pada tubuh penderita dan merupakan jenis lupus yang paling sering terjadi.

Dinamakan lupus sistemik karena terjadi pada berbagai organ, terutama sendi, ginjal, dan kulit.

Gejala utamanya adalah inflamasi kronis pada organ-organ tersebut.


(FOTO: Ilustrasi Lupus)

  • Lupus eritematosus kutaneus (Cutaneous Lupus Erythematosus/CLE)

Merupakan manifestasi lupus pada kulit yang dapat berdiri sendiri atau merupakan bagian dari SLE.

CLE dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu acute cutaneous lupus erythematosus (ACLE), subacute cutaneous lupus erythematosus (SCLE), dan chronic cutaneous lupus erythematosus (CCLE).

  • Lupus akibat penggunaan obat

Beberapa jenis obat dapat menimbulkan gejala yang terlihat mirip dengan gejala lupus, pada orang yang tidak menderita SLE.

Akan tetapi jenis lupus ini bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya beberapa bulan setelah berhenti mengonsumsi obat yang memicu gejala lupus tersebut.

Beberapa jenis obat yang dapat menyebabkan lupus jenis ini, antara lain metildopa, procainamide, D-penicillamine (obat untuk mengatasi keracunan logam berat), serta minocycline (obat jerawat).

  • Lupus Eritematosus Neonatal

Lupus eritematosus neonatal merupakan jenis lupus yang terjadi pada bayi baru lahir.

Lupus neonatal diakibatkan oleh autoantibodi, yaitu anti-Ro, anti-La, dan anti-RNP.

Ibu yang melahirkan anak yang menderita lupus eritematosus neonatal belum tentu mengidap lupus.

Biasanya lupus eritematosus neonatal hanya terjadi pada kulit dan akan menghilang dengan sendirinya.

Namun, pada kasus yang jarang, lupus neonatal dapat menyebabkan congenital heart block, yaitu gangguan irama jantung pada bayi baru lahir.

Kondisi ini dapat diatasi dengan cara memasang alat pacu jantung. 

Penyebab

Beberapa faktor yang diduga dapat memicu timbulnya penyakit lupus pada seseorang, antara lain:

  • Faktor genetik

Diduga terdapat hubungan antara pengaruh faktor genetik dan lupus karena seringkali ditemukan adanya anggota keluarga penderita yang juga merupakan penderita lupus.

  • Hormon

Sembilan dari sepuluh penderita lupus adalah wanita.

Wanita menghasilkan hormon estrogen lebih banyak dibanding pria.

Estrogen diketahui sebagai hormon yang memperkuat sistem kekebalan tubuh (immunoenhancing), yang artinya wanita memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat dibanding dengan pria.

Untuk alasan ini, wanita lebih mudah terserang penyakit autoimun bila dibandingkan dengan pria.

Perubahan hormon saat masa pubertas atau kehamilan juga dapat memicu timbulnya lupus.

Tingginya kadar estrogen saat hamil diduga memicu lupus.

  • Lingkungan

Berbagai macam faktor lingkungan yang diduga dapat memicu timbulnya lupus antara lain infeksi bakteri dan virus (salah satunya virus Epstein Barr), stres, paparan sinar matahari (ultraviolet), merokok, serta beberapa zat kimia seperti merkuri dan silika

Gejala

Gejala lupus sangat bervariasi bisa dengan mudah hilang dan kambuh.

Saat-saat gejala menjadi lebih buruk disebut kekambuan atau flare.

Saat-saat gejala tidak muncul atau dapat dikendalikan disebut dengan remisi.

Gejala yang sering dialami meliputi merasa sangat lelah, nyeri sendi atau bengkak (arthritis), demam, dan ruam-ruam kemerahan kulit.

Ruam sering terjadi setelah pasien berada di bawah sinar matahari.

Penderita mungkin memiliki luka di mulut dan rambut rontok.

Seiring waktu, beberapa orang dengan lupus memiliki masalah dengan jantung, paru-paru, ginjal, sel darah, atau sistem saraf.

Tidak ada tes pemeriksaan tunggal untuk lupus, mengapa? karena lupus mempengaruhi orang dalam cara yang berbeda, akan sulit untuk mendiagnosisnya dengan satu tes saja.

Dokter akan memeriksa lupus dengan mengajukan pertanyaan tentang gejala-gejala dan riwayat kesehatan di masa lalu dan melakukan beberapa tes urine dan tes darah. 

Diagnosis

Diagnosis lupus yang benar membutuhkan pengetahuan dan kesadaran di pihak dokter dan komunikasi yang baik di pihak pasien.

Riwayat medis yang akurat, pemeriksaan fisik dan hasil tes laboratorium membantu dokter mempertimbangkan penyakit lain yang mungkin menyerupai lupus atau menentukan apakah Anda benar-benar memiliki penyakit tersebut.

Tes yang paling berguna untuk membantu diagnosis mengidentifikasi auto-antibodi tertentu sering hadir dalam darah para pengidap lupus.

Sebagai contoh, tes antibodi antinuklear (ANA) biasanya digunakan untuk mencari auto-antibodi yang bereaksi terhadap komponen inti sel-sel tubuh.

Sekitar 98 persen orang dengan lupus memiliki ANA, yang dapat menyerang bahan inti sel Anda.

Namun, ada sejumlah penyebab lain dari ANA positif selain lupus, termasuk infeksi dan penyakit autoimun lainnya.

Alat diagnostik untuk lupus termasuk:

  • Riwayat kesehatan
  • Selesaikan pemeriksaan fisik
  • Tes laboratorium:
  • laju endap darah (LED)
  • kimia darah
  • Antinuclear Antibody (ANA)
  • Tes autoantibodi lainnya
  • Biopsi kulit
  • Biopsi ginjal 

Lupus: Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya

Gejala

Melansir Mayo Clinic, gejala lupus bisa muncul tiba-tiba atau berkembang secara perlahan.

Gejala juga bisa muncul ringan, berat, sementara atau permanen. Gejala lupus yang dialami setiap orang juga tergantung pada sistem tubuh mana yang dipengaruhi oleh penyakit tersebut.

Namun, gejala yang paling umum antara lain:

  • kelelahan
  • demam
  • nyeri sendi, kaku dan bengkak
  • ruam berbentuk kupu-kupu pada wajah yang menutupi pipi dan pangkal hidung atau ruam di tempat lain pada tubuh
  • lesi kulit yang muncul atau memburuk dengan paparan sinar matahari (fotosensitifitas)
  • jari dan jari kaki yang berubah menjadi putih atau biru ketika terpapar dingin atau selama periode yang penuh
  • tekanan (fenomena Raynaud)
  • sesak napas
  • nyeri dada
  • mata kering
  • sakit kepala, kebingungan, dan kehilangan ingatan.

Penyebab

Sebagian besar penyakit lupus terjadi karena kombinasi dari faktor genetik dan lingkungan.

Mereka yang memiliki kecenderungan bawaan untuk lupus dapat terserang penyakit tersebut ketika bersentuhan dengan sesuatu di lingkungan yang dapat memicu lupus.

Sebagian besar kasus kupus belum diketahui apa penyebabnya. Namu, hal-hal berikut ini bisa menjadi pemicu umum penyakit lupus:

1. Sinar matahari

Paparan sinar matahari dapat menyebabkan lesi kulit lupus atau memicu respons internal pada orang yang rentan.

2. Infeksi

Memiliki infeksi dapat menyebabkan lupus atau menyebabkan kekambuhan pada beberapa orang.

3. Konsumsi obat-obatan

Lupus dapat dipicu oleh beberapa jenis obat tekanan darah, obat anti-kejang dan antibiotik.

Penderita lupus karena pemakaian obat tertentu biasanya menjadi lebih baik ketika mereka berhenti minum obat.

4. Lingkungan

Faktor lingkungan seperti gaya hidup merokok, stres, dan paparan racun seperti debu silika bisa menjadi penyebab potensial lupus.

 5. Genetika

Lebih dari 50 gen yang terkait dengan lupus telah diidentifikasi. Selain itu, memiliki riwayat keluarga yang menderita lupus juga dapat meningkatkan risiko yang sama.

6. Hormon

Beberapa penelitian menunjukkan kadar hormon abnormal, seperti peningkatan kadar estrogen, dapat berkontribusi terhadap lupus.

Pengobatan

Hingga saat ini, belum ditemukan obat untuk mengatasi penyakit ini. Namun, ada banyak jenis perawatan yang dapat membantu mengelola gejala lupus.

Pengobatan untuk lupus berfokus pada beberapa faktor berikut:

  • mengobati gejala lupus yang dimiliki pasien
  • mencegah memburuknya gejala
  • mengurangi jumlah kerusakan yang terjadi pada sendi dan organ.

Obat-obatan yang diberikan untuk pasien lupus biasanya bekerja dengan cara berikut:

  • menenangkan sistem kekebalan tubuh
  • mengurangi jumlah pembengkakan atau peradangan yang dialami pasien
  • membantu mencegah kerusakan pada sendi atau organ dalam.
  • Mengikuti rejimen pengobatan yang direkomendasikan oleh penyedia layanan kesehatan sangat penting dalam
  • membantu mengelola gejala dan menjalani kehidupan yang normal bagi penderita.

Gejala lupus yang dialami pasien juga dapat berubah seiring waktu. Karena itu, penyedia layanan kesehatan dapat mengubah obat atau menyesuaikan dosis obat yang biasa dikonsumsi pasien.

Selain pengobatan, penyedia layanan kesehatan juga dapat merekomendasikan perubahan gaya hidup untuk membantu mengelola gejala lupus.

Berikut perubahan gaya hidup untuk mengelola gejala lupus:

  • menghindari paparan sinar ultraviolet (UV) yang berlebihan
  • mengonsumsi makanan sehat
  • mengonsumsi suplemen yang dapat membantu mengurangi gejala, seperti vitamin D, kalsium, dan minyak ikan
  • berolahraga secara teratur
  • hindari gaya hidup merokok
     

Mengapa Penyakit Lupus Sulit Disembuhkan?
 

Penyakit ini di antaranya bisa menyerang kulit, persendian, dan bahkan organ dalam seperti ginjal, jantung, paru-paru, hingga darah.

Pada penderita lupus, sistem imun tidak dapat membedakan sel sehat dan sel bakteri atau virus, sehingga antibodi yang diproduksina menyerang sel-sel yang sehat.

Untuk mudahnya, dapat dibayangkan bahwa dalam keadaan normal, sistem imun mempunyai fungsi mengendalikan pertahanan tubuh.

Sistem imun ini bekerja melawan infeksi dalam arti memusnahkan kuman penyakit, bakteri, virus, dan zat asing lainnya yang masuk ke dalam tubuh.

Pada lupus dan penderita penyakit autoimun lainnya, sistem pertahanan tubuh berbalik menyerang jaringan tubuh sendiri, yaitu antibodi yang dihasilkan menyerang sel-sel darah, organ, dan jaringan tubuh yang sehat sehingga terjadilah penyakit menahun.

Bagaimana sistem kekebalan tubuh bisa munculkan lupus?

Sebagaimana telah diketahui, bahwa tubuh manusia memiliki sistem kekebalan tubuh atau sistem imun.

Melansir Buku Lupus: Manis Namanya, Dahsyat Gejalannya (2020) oleh Srikandi Waluyo dan dr. Budhi Marhaendra Putra, SAkp, MHA, penyakit lupus menurut para ahlinya, diduga berkaitan dengan sistem imun yang berlebih.

Antibodi yang terbentuk dalam sistem imun untuk menyerang sumber penyakit yang masuk ke dalam tubuh itu diproduksi berlebihan.

Akibatnya, antibodi yang berlebih ini menyerang jaringan dan sel-sel tubuh yang sehat.

 Kelainan inilah yang disebut autoimunitas. Menjadi gawat, antibodi berlebihan bisa masuk ke seluruh jaringan tubuh dengan dua cara, yakni:

1. Secara langsung

Antibodi langsung menyerang jaringan dan sel tubuh, misalnya sel-sel darah marah yang jika diserang pasti hancur.

Kondisi ini mengakibatkan penderitanya kekurangan darah merah yang disebit anemia.

2. Bergabung

Antibodi bisa bergabung dengan antigen (zat perangsang pembentukan antibodi) membentuk ikatan yang disebut “kompleks imun”.

Gabungan antibodi dan antigen tersebut ikut mengalir bersama darah dan jika tersangkut di salah satu pembuluh darah kapiler, maka di situ gabungan atau kompleks tersebut menimbulkan peradangan.

Dalam kondisi normal, kompleks imun ini akan dibatasi oleh sel-sel radang yang disebut fagosit. Tapi, dalam kondisi lupus atau abnormal ini, kompleks imun tidak sepenuhnya bisa dibatasi.

Bahkan sel-sel radang “berbiak” makin banyak disertai pengeluaran enzim yang menimbulkan peradangan di sekitar kompleks imun.

Akibatnya, peradangan akan berkepanjangan, merusak dan mengganggu organ tubuh yang ketempatan atau tempat perhentian kompleks imum.

Gejalanya akan tampak sebagai penyakit yang muncul.

Karena kompleks imun bisa berjalan-jalan mengikuti aliran darah, maka organ-organ dalam tubuh dan setiap sistem tubuh akan terancam.

Dengan demikian, penyembuhan penyakit lupus sungguh sulit dilakukan, apalagi belum diketahui obat yang manjur menghentikan proses terjadinya penyakit tersebut.

Mekanisme dan penyebab penyakit autoimun ini memang belum sepenuhnya dimengerti. Para peneliti masih menduga-duga.

Oleh karena itu, belum diketmukan juga obat-obatan yang mampu menyembuhkan lupus secara langsung.

Sebagaimana telah kita pahami, bahwa tubuh manusia memiliki sistem kekebalan tubuh atau bisa juga disebut sistem imunitas tubuh.

TAUTAN AWAL: Lupus

Berita Terkait Info Kesehatan

Ikuti Berita tribun Manado di Google

Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved