KKB Papua
Benny Wenda Tidak Diakui Organisasi Papua Merdeka, Diminta untuk Menyerah: Dia adalah Warga Inggris
Benny Wenda lakukan deklarasi dan umumkan pemerintahannya di negara asing yang tidak mempunyai legitimasi mayoritas rakyat bangsa Papua
Sejak tahun 1960-an, Indonesia tunjukkan niat untuk mempertahankan Papua Barat.
Lagu pahlawan 'Dari Sabang Sampai Merauke' menjadi dasar generasi selanjutnya narasi membenarkan aneksasi Indonesia ke Papua Barat.
Aneksasi ini diklaim dimotivasi karena ketergantungan fiskal terhadap hasil tambang di Freeport, sumber daya minyak di perairan Papua Barat dan hutan yang bisa dibersihkan dan dijual untuk jadi perkebunan kelapa sawit.
Di desa Dome, sepanjang tepi sungai Fly River, banyak warga Papua Barat membagikan pengalaman mereka, kehilangan dan mimpi buruknya, laporan mereka dilengkapi dengan perbuatan lebih buruk yang dilakukan pemerintah.
"Apa hal baik yang akan didapat? Reporter asing sudah pernah di sini sebelumnya, tanpa hasil apa-apa," ujar mereka.
"Jadi mengapa berbicara dengan Anda?"
Pria tertua Dome yakin ia berumur lebih dari 100 tahun dan memiliki penglihatan yang buruk.
Ia telah berumur panjang, pernah mengawasi misionaris pemerintahan kolonial Belanda, dikirim menyusuri sungai untuk menginformasikan "orang biadab" tentang manfaat keselamatan dan peradaban.

Namun penyelesaian telah sampai di bentuk kolonialisme Indonesia lewat perkebunan kelapa sawit, tambang emas dan tembaga, penyakit, pembunuhan dan tekanan tokoh politik.
"Papua Barat tetap menjadi korban ide kolonial dan diperlakukan seperti orang biadab yang perlu pembangunan dan kapitalisme," ujr Sophie Chao, pakar antropologi dan etnografi di School of Philosophical and Historical Inquiry kepada Globe.
Dukungan diam PBB untuk aneksasi Indonesia di tahun 1960-an dan eksploitasi tanpa henti menutup pintu ke dunia luar bagi warga Papua.
Bagi Benny Wenda hal itu adalah pengkhianatan yang membuat perlu sebuah pertanggungjawaban "kesempatan untuk kebebasan" di pundak komunitas global umumnya.
"PBB tahu betul apa yang sedang terjadi di Papua Barat saat ini, PBB tahu warga Papua Barat tidak ingin menjadi bagian Indonesia," ujar Benny Wenda.
"Papua Barat adalah kanker di jantung PBB, dan isu ini tidak akan pergi sampai hak kemerdekaan diberikan melalui referendum kemerdekaan," ujarnya.
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL: