Penanganan Covid
KABAR BAIK Hasil Uji Klinis Minyak Kayu Putih (Eucalyptus) Terbukti Redakan Gejala Ringan Covid-19
Diketahui minyak yang sudah biasa orang liat, Minyak Kayu Putih bisa redakan gejala ringan Covid-19.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Terkait penaganan covid-19 mendapat penemuan baru.
Diketahui minyak yang sudah biasa orang liat, Minyak Kayu Putih bisa redakan gejala ringan Covid-19.
Hal tersebut setelah keluar hasil uji klinis Minyak Kayu Putih (Eucalyptus).
Baca juga: Lowongan Kerja Indomaret Terbaru, Cari Banyak Posisi, Ini Syarat dan Cara Daftarnya
Baca juga: Sosok Lober Wanggai, Simpatisan OPM Nikahi Wanita Australia, Jadi Pengungsi, Hidup dalam Ketakutan
Baca juga: Nurachim Mokoagow: Beras di Kotamobagu Tersedia 2,428 ton, Pangan untuk Idul Fitri Aman
Foto : Formula eucalyptus diuji secara in vitro, di dalam laboratorium. (Humas Kementan)
Fakta baru minyak kayu putih ( Eucalyptus ) yang selama ini sudah diyakini sebagai obat Covid-19 diungkap Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan),
Balitbangtan Kementan melaukan uji klinis minyak kayu putih ( Eucalyptus ) dan hasilnya sangat menggembirakan dan seperti yang sudah diyakini banyak orang sebelumnya.
Uji klinis eucalyptus ini dilakukan terhadap hewan dan pasien dengan infeksi Covid-19.
Peneliti Utama di Balai Besar Penelitian Veteriner Balitbangtan, Kementerian Pertanian, Dr drh Nlp Indi Dharmayanti MSi mengatakan,
hasil uji in vitro dan toksisitas yang diperoleh dalam penelitian mereka cukup menggembirakan.
Menurut Indi, penelitian BBLitvet Balitbangtan yang dilakukan di Laboratorium Biosafety Level 3/BSL-3 dengan memperhatikan biorisk dan biosafety,
menunjukkan hasil yang maksimal.
"Secara umum menunjukkan bahwa bahan tunggal maupun formula eucalyptus Balitbangtan yang diuji dapat menurunkan jumlah partikel dan daya hidup virus SARS-CoV-2," kata Indi kepada Kompas.com, Kamis (5/5/2021).
Tidak hanya menurunkan partikel dan daya hidup virus, formula eucalyptus atau minyak kayu putih ini ternyata mampu mengurangi kerusakan sel akibat infeksi SARS-CoV-2 secara in vitro.
Hal ini dikarenakan secara in vitro terjadi peningkatan CT Value uji realtime PCR/rRT-PCR,