BMR Basis Nasionalis dan Islam Tradisional. Partai Ummat Perlu Kerja Keras

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Partai Ummat percaya diri masuk Sulut. 

Ketua DPW Partai Ummat Sulut Jainuddin Damopolii mengklaim partai baru tersebut disambut baik masyarakat Sulut. 

"Bahkan warga non Muslim juga tertarik dengan partai Ummat," kata dia dalam dialog virtual dengan Tribun Manado Senin (3/5/2021).

Jainuddin mengatakan, visi partai tersebut yakni Islam rahmatan lil alamin menjadikan partai itu terbuka bagi siapa saja. 

Optimisme Jainuddin di Sulut berdasarkan pengalaman di Papua.

"Di sana kami punya pengurus di semua kabupaten dan kota. Begitu juga di Papua barat," ujarnya. 

Meski demikian, tak bisa dipungkiri, jika basis partai tersebut adalah daerah muslim. 

Akan hal ini, partai Ummat tak keder bersaing dengan partai berlatar belakang islam lainnya yakni PKS, PPP, PKB maupun PAN. 

"Mari kita jual program. Biar masyarakat yang menilai," ujar dia. 

Jainuddin menyebut wilayah Bolaang Mongondow Raya adalah salah satu basis suara partai Ummat. BMR punya ikatan emosional yang kuat dengan dirinya.

"Sebagai deklarator PAN, kami dapat suara banyak waktu itu di BMR. Dan kini antusiasme warga BMR terhadap  partai Ummat cukup tinggi," kata dia. 

Peluang di BMR

Bukan hal mudah bagi partai Ummat untuk melenggang di BMR. Butuh perjuangan keras. Hampir 70 persen penduduk BMR beragama Muslim.

Tapi kekuatan politik di sana dikuasai kubu nasionalis dan Islam Tradisional. Kultur kerajaan BMR sangat menghormati pemimpin.

Hampir semua pemimpin daerah di sana diusung partai Nasionalis. 

Di Bolmong induk, perpolitikan dikuasai oleh partai nasionalis yakni PDI Perjuangan, Nasdem dan Golkar.

Sementara basis muslim dibabat oleh partai Kebangkitan Bangsa. Ada juga PKS dan PPP di sejumlah kantong muslim.

Sementara PAN yang hendak dipreteli partai Ummat hanya punya sebiji kursi di DPRD bolmong.

Ruang gerak partai Ummat akan kian sempit karena Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow pernah berselisih. 

Politik di Bolsel juga dikuasai partai nasionalis. 

PDI perjuangan tampil sebagai single majority di parlemen.

Cengkraman kuku PDI Perjuangan hingga ke pelosok desa. 

Sementara Bolmut dikuasai PPP dan PDI Perjuangan.

PPP menguasai basis muslim. Partai berlambang kalabah ini sudah berkuasa di Bolmut sejak lama melalui beberapa tokoh muslim populer di sana. 

Imbangan kekuatan Islam di Bolmut adalah PDI Perjuangan.

Di Kotamobagu dan Boltim, peluang partai Ummat cukup besar. 

Sosok Jainuddin dan Deddy Dolot cukup berpengaruh dan bisa membawa suara signifikan bagi partai Ummat.

Meski demikian, secara umum, lanskap perpolitikan satu-satunya kota di BMR tersebut dikuasai oleh PDI Perjuangan dan Nasdem.

Peluang terbesar partai Ummat ada di Boltim. Suara PAN sangat besar di sana. Hiruk pikuk suksesi PAN bisa menyebabkan retak dan ini jadi pintu masuk menuju partai Ummat.

Kekuatan nasionalis di Boltim cukup besar. Diwakili oleh PDI perjuangan, Nasdem dan Golkar. 

Jangan lupa bahwa Bupati Boltim Sachrul Mamonto diusung Nasdem. 

Sekretaris DPW PAN Sulut Ayub Ali Albugis mengatakan, PAN tidak terpengaruh munculnya partai Ummat.

"Kami tetap solid," kata dia. 

Berdirinya partai Ummat, kata dia, bukan hal baru. Itu biasa dalam perpolitikan.

"PKS juga pernah ada partai Gelora, demikian pula Golkar dan partai lain. Jelang pemilu memang begitu," katanya. 

Menurut dia, partai Ummat perlu bekerja keras. (art) 

• Selasa (4/5/2021) Hari ke 22 Puasa Ramadhan, Tinggal Menghitung Hari Jelang Idul Fitri, Baca Doa Ini

• Sosok Nabila Zentha Javanica yang Diduga Kekasih Baru Kaesang Pangarep

• Warga 8 Kawasan Ini Ternyata Diizinkan Mudik pada 6-17 Mei 2021