Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Vicky Lumentut Beri Dukungan Musik Jadi Subsektor Unggulan Kota Manado

Sampai 2019 tak ada pergerakan dari kabupaten/kota menjadi melalui ekraf unggulannya.

Penulis: Andreas Ruauw | Editor: Charles Komaling
Tribun manado / Arthur Rompis
Vicky Lumentut 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Para pelaku ekonomi kreatif (ekraf) di Kota Manado akhirnya menyepakati musik menjadi sektor unggulan yang akan diprioritaskan sepanjang tahun 2021.

Musik nantinya akan menopang 16 sub sektor lainnya seperti kuliner, fashion, fotografi. Kesepakatan terjadi tersebut setelah para pelaku usaha ekraf ini bertemu dan berdiskusi selama dua hari (21-22/4/2021) di Grand Kawanua Convention Center.

Kegiatan yang dipelopori oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Direktorat Infrastruktur Ekonomi Kreatif bertujuan agar pemerintah dan pelaku usaha dapat menilai potensi ekraf yang ada untuk dikembangkan lagi.

Selliane Halia Ishak Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif Kemenparekraf RI mengatakan kegiatan mereka dimulai dari tahun 2016 melalui Pemutahiran Profil Ekraf Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I).

Tujuannya bagaimana kabupaten/kota di Indonesia dapat menilai potensi ekrafnya masing-masing. Sampai 2019 tak ada pergerakan dari kabupaten/kota menjadi melalui ekraf unggulannya.

Selanjutnya pada tahun 2019 Kemenparekraf menyeleksi lagi siapa yang berkomitmen menjalankan ekraf.

Lanjut Selliane Halia Ishak Kegiatan PMK3I dilirik oleh Bappenas RI. Pada akhirnya program ini menjadi program prioritas nasional dalam RPJMN sampai 2024.

Dari 57 kabupaten/kota yang sudah uji petik, terpilih 10 kabupaten/kota sebagai daerah ekraf. Di Provinsi Sulawesi Utara ada Kota Manado dan Kabupaten Minahasa Utara.

"Kota Manado diharapkan aktif dalam jejaring ekrafnya. Apalagi Manado-Likupang (Minut) masuk dalam destinasi super prioritas pemerintah pusat," ujarnya.

Dengan kegiatan PMK3I 2021 ini profil ekraf Kota Manado dimutahirkan lagi, supaya lebih muncul potensinya ke peta Menparekraf. Karena menurut dia profil ekraf Kota Manado sudah dari tahun 2017 tidak ter-update.

Pada tahun 2017 musik khususnya paduan suara menjadi unggulan dalam sub sektor ekraf.

"Kegiatan yang sudah dilaksanakan selama dua hari sangat bermanfaat. Kami harapkan komunitas atau individual bersedia selalu mengupdate jika terjadi perubahan data ekraf," tandas dia.

Walikota Manado Vicky Lumentut yang hadir berharap Walikota Manado yang baru nantinya dapat meningkatkan ekraf. Walikota dua periode ini memberikan apresiasi kepada Kemenparekraf RI

Kata Vicky Lumentut Kota Manado selama beberapa tahun ini berkomitmen meningkatkan ekraf semisal iven Manado Fiesta.

Namun dia juga turut memberikan masukan. Dia mengatakan tidak mengapa musik menjadi ungggulan sub sektor ekraf.

Tapi kalau mencari sesuatu unggulan, carilah yang berbeda dengan daerah laon. Sub sektor musik sudah duluan diunggulkan Kota Ambon beberapa tahun lalu.

Walikota Manado lebih cenderung memilih daerah ini menjadi kota dancing dan nyanyi. Karena perorangan atau paduan suara banyak meminanti dancing dan nyanyi.

"Aset ini yang perlu diangkat untuk kepentingan pariwisata. Jadi kita jangan mengekor," katanya.

Walikota tak bermaksud menggugurkan apa yang sudah disepakati oleh pelaku ekraf. Karena kalau dilihat juga selang dua tahun terakhir, kota ini paling banyak kuliner. Karena kalau di luar Provinsi Sulut, Kota Manado terkenal dengan kulinernya.

"Fashion dan fotografi juga sangat baik. Tapi selamat untuk semua apa yang sudah dibicarakan selama dua hari ini," pungkas dia.

Kadis Pariwsata Provinsi Sulut Henry Kaitjily yang juga diberikan kesempatan membawakan sambutan mengatakan Pemprov Sulut sangat mendukung ekraf di daerah ini.

"Kami memberikan apresiasi kepada Kemenparekraf yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan terhadap pariwisata di nyiur melambai. Mari kita fokus kepada ekraf unggulan yang sudah dipilih," kata dia.

Diberitakan sebelumnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Uno menurunkan tim ke Kota Manado untuk melihat potensi ekraf di sini.

Tim ini nantinya akan menetapkan sub sektor ekraf apa yang akan menjadi unggulan Kota Manado. Untuk memastikan itu Menparekraf menyelenggarakan Diskusi Kelompok Terpumpun Pemutahiran Profil Ekraf Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) Kota Manado selama dua hari (21-22/4/2021) bertempat di Grand Kawanua Covention Center.

Luhur Fajar Tim Kemenparekraf kepada www.tribunmanado.co.id mengatakan berdasarkan hasil roadmap 2020 ada empat besar ekraf di Kota Manado. Yakni kuliner, fotografi, fashion, musik dari 16 sub sektor yang sudah ada.

"Empat sub sektor itu akan ditarik mana yang akan menjadi unggulan. Nantinya sub sektor itu mana bisa menunjang sub sektor lainnya.

Satu ekraf unggulan itu menurut dia bukan berbicara yang akan menjadi juara. Tapi ekraf sub sektor itu yang paling kuat kemudian memberi dampak terhadap sub sektor ekraf lainnya.

"Kalau 2017 ada sub sektor musik dan tahun 2020 ada sub sektor kuliner yang menjadi unggulan," ujarnya.

Sementara itu Kadis Pariwisata Manado Lenda Pelealu yang hadir dalam acara itu mengatakan ekraf di Manado dinamis sekali. Namun kalau bicara soal Kota Manado itu paling banyak bicara kuliner.

Dinas Pariwisata berpikiran bahwa untuk seni pertunjukan seperti menjadi ekraf unggulan tahun-tahun sebelumnya. "Contohnya Manado Fiesta yang merangkul ekraf lainya," kata dia.

Namun Dinas Pariwisata Kota Manado memiliki impian ingin mensinergikan 16 ekraf dalam satu wadah. Tapi susah karena ada beragam keinginan, karena walau dalam satu komunitas yang sama tapi beda selera, pungkas Lenda Pelealu.

Kemenparekraf RI turut mengundang dala Diskusi Kelompok Terpumpun Pemutahiran Profil Ekraf Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif (PMK3I) Kota Manado pelaku usaha kuliner, musik, seni pertunjukan, fotografer, media dan lainnya. (*)

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved