Sosok Tokoh
Sosok Hasrin, Berjuang Jadi Prajurit TNI AD, Demi Tepati Janji kepada Kakaknya yang Gugur di Papua
Hasrin pemuda yang berjuang jadi prajurit TNI AD demi menepati janji kepada almarhum kakaknya.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Baru-baru ini nama Hasrin menjadi pusat perhatian.
Pasalya pria adalah prajurit Yonif 725/Wrg yang gugur saat menjalankan tugas di Papua.
Sebelum itu Hasrin telah brjanji kepada sang kakak akan menjadi prajurit TNI AD.
Melansir dari laman tniad.mil.id, Hasrin berhasil lolos mengikuti pendidikan Sekolah Tamtama Prajurit Karir (Secata PK) Gelombang I TA 2020.
Hal ini dikatakan oleh Plh Kapenrem 143/HO Letda Inf Rusmin Ismail dalam rilisnya Kendari, Selasa (20/4/2021).
Diungkapkan Rusmin, Hasrin merupakan adik dari salah satu prajurit Yonif 725/Wrg yang gugur saat menjalankan tugas di Papua.
“Kakaknya, Praka Anumerta Risno gugur dalam kecelakaan helikopter bersama beberapa rekannya dari Satgas Yonif 725/Wrg, “ujar Rusmin .
Saat kakaknya meninggal, lanjut Rusmin, Hasrin dan kakaknya Rasdin berjanji akan menjadi penerus kakaknya, yaitu menjadi prajurit TNI AD.
Alhamdulillah, tahun lalu kakaknya (Rasdin) lulus dan kini telah menyandang pangkat Prajurit Dua dan sedang mengikuti sekolah kesenjataan infanteri.
“Kali ini, Hasrin pun mengikuti jejak langkah kakaknya (Rasdin) setelah berhasil lolos mengikuti seleksi tingkat pusat Secata PK TNI AD Gelombang I tahun ini.
Tentu, bukan saja sekedar mewujudkan cita-cita mereka tapi juga sekaligus menuntaskan janjinya untuk menjandi tentara sebagaimana almarhum kakaknya (Risno), ” tegasnya.
Sementara itu, saat dihubungi melalui telepon, Hasrin mengungkapkan bahwa selain menjadi kebahagiaan bagi dia dan keluarganya.
Keberhasilannya lulus seleksi dan berhak mengikuti pendidikan Secata PK juga merupakan menuntaskan janji kepada almarhum sang kakak ( Praka Anumerta Risno)
“Ini semua untuk kebahagiaan dan kebanggaan orang tua dan semoga kakak saya (almarhum Risno) bisa tersenyum di sana.
Semoga tenang di alam sana, janji dan niatmu akan kami tuntaskan untuk kebahagiaan dan kebanggaan orang tua dan keluarga,” pungkas Hasrin.
Untuk diketahui, Hasrin merupakan salah satu dari 142 calon peserta seleksi Cata PK TNI AD Gelombang I TA 2021 dari Sub Panda Kendari untuk mengikuti tingkat pusat di Makassar.
Dan ia dinyatakan lulus untuk mengikuti pendidikan di Rindam XIV/Hsn sejumlah 89 orang pemuda dari Sutra.
Berjuang Jatuh Bangun Demi Jadi Anak Buah Jenderal Andika Perkasa
Kisah tak kalah inspiratif juga datang dari Dwi Cahyono, putra asli Papua yang berjuang jatuh bangun demi menjadi prajurit TNI AD.
Profil dan biodata Dwi Cahyono jadi sorotan setelah channel youtube TNI AD edisi 1 Juni 2020, menayangkan perjuangannya agar menjadi anak buah KSAD Jenderal Andika Perkasa.
Dwi Cahyono diketahui bukan berasal dari Jawa meskipun namanya Jawa.
Ia merupakan putra asli Suku Auyu, Kabupaten Mappi, Papua.
Awalnya Dwi sempat mendaftar pada 2019, tetapi gagal.
Berkat tekad kuat untuk mewujudkan cita-citanya sejak kecil, akhirnya tahun ini ia lolos untuk menjadi prajurit TNI AD.
Ia lulus menjadi Prajurit Tamtama PK TNI AD Gelombang I Tahun 2020 binaan Koramil 1707-07 / Keppi Kodim 1707 / Merauke.
Berikut rangkuman cerita perjuangan Dwi Cahyono dilansir dari channel yotube TNI AD.
1. Menarik perhatian Danrem
Rupanya, sosok Dwi Cahyono ini membuat Komandan Korem 174 Merauke Kolonel Inf Bangun Nawoko terkesan.
Sang Danrem mengaku, tercuri perhatiannya karena nama Dwi Cahyono yang khas sebagai nama orang Jawa.
Padahal, Dwi adalah orang suku asli dari Papua.
"Ada sesuatu yang menarik perhatian saya di mana ada salah satu calon atau peserta yang lihat di name tag nya itu namanya Jawa yaitu Dwi Cahyono. Namun demikian yang bersangkutan ini adalah warga suku asli dari Papua," katanya.
Kemudian diperlihatkan cuplikan video saat ia sedang menanyakan identitas Dwi Cahyono.
Ia menanyakan kenapa bisa nama putra Papua itu adalah nama Jawa.
Kemudian, Dwi menjelaskan, karena orangtua angkatnya adalah orang Jawa.
"Siap, bapak mama angkat orang Jawa," jawab Dwi Cahyono.
2. Ibu sudah meninggal
Tak berhenti di situ, Kolonel Inf Bangun Nawoko pun kembali menanyakan orangtua kandung Dwi.
Dwi kemudian menjawab, ibu kandungnya sudah meninggal.
"Siap, orang tua asli ibu sudah meninggal, bapak masih ada," ujarnya.
Berdasarkan pengakuan Dwi dalam sebuah wawancara di video tersebut, sang ibu meninggal sejak ia masih bayi.
"Ayah bernama Agustinus Hemi Kumuda dan ibu bernama Yuli Pari Ku Muda. Pada saat itu saya lahir ibu kandung saya meninggal," katanya.
3. Anak adopsi
Pada usia tiga hari, ia pun diadopsi oleh pasangan suami istri yang merupakan orang Jawa.
"Saya diambil pasangan suami istri orang Jawa yang mengasuh saya pada saat saya berusia tiga hari," katanya.
Diketahui orangtua angkat Dwi Cahyono ini adalah Mardi Santoso dan Parinten.
Selain memiliki orangtua angkat orang Jawa, ternyata Dwi Cahyono ini juga pandai berbahasa Jawa.
Pada video itu, diperlihatkan pula momen saat ia meladeni Danrem yang mengajak berbicara menggunakam bahasa Jawa.
Tak hanya itu, ada juga momen saat Dwi Cahyono bercerita soal awal mula dirinya yang mendaftar ke TNI.
"Saya mendaftarkan diri saya menjadi TNI di Koramil terdekat. Setelah saya mendaftarkan diri saya,
saya diterima untuk mengikuti pembinaan kegiatan fisik di Koramil. Setelah itu saya latihan pembinaan fisik selama kurang lebih satu bulan," katanya.
Berikut ini kisah Dwi Cahyono yang diunggah di Instagram TNI AD:
Dwi Cahyono merupakan salah satu pemuda dari suku Auyu Kabupaten Mappi yang lulus menjadi prajurit tamtama PK TNI AD Gelombang I tahun 2020, binaan Koramil 1707-07 / Keppi Kodim 1707 / Merauke.
Dalam sidang Parade Pantukhir Calon Tamtama Prajurit Karier, salah satu calon prajurit Tamtama PK membuat Danrem Kolonel Inf Bangun Nawoko terkesan dan terkejut ada putra
Papua tapi menggunakan nama Jawa.
Selain itu, Dwi Cahyono yang asli putra Papua juga pandai berbicara menggunakan bahasa Jawa.
Dwi Cahyono, putra Papua dengan nama Jawa merupakan anak yatim yang diasuh oleh pasangan Mardi Santoso dengan Parinten sejak umur tiga hari hingga sampai saat ini lulus seleksi menjadi calon prajurit TNI AD.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Setelah tamat SMK, Dwi Cahyono mendaftar masuk TNI AD melalui Koramil dan selanjutnya dibina oleh Koramil 1707-07/Keppi.
Dwi Cahyono sempat mengalami kegagalan pada penerimaan Tamtama PK Gelombang 2 sumber pedalaman tahun 2019, karena terbatasi alokasi penerimaan.
Dan pada seleksi tahun 2020 ini dinyatakan lulus dan itu murni merupakan hasil kerja keras dan tekadnya untuk menjadi prajurit TNI.
Kegagalan pertama tidak menyurutkan tekad Dwi Cahyono untuk menjadi TNI AD. Awal tahun 2020 ia kembali mendaftar sebagai calon prajurit.
Dengan semangat dan kebulatan tekad, ia kini dinyatakan lulus lulus seleksi dan akan mengikuti pendidikan sekolah tamtama. Semoga ini akan memacu semangat putra daerah untuk mengabdikan dirinya melalui TNI AD."
Berikut videonya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Sosok Hasrin Pemuda yang Berjuang Jadi Prajurit TNI AD untuk Penuhi Janjinya kepada Almarhum Kakak, https://surabaya.tribunnews.com/2021/04/22/sosok-hasrin-pemuda-yang-berjuang-jadi-prajurit-tni-ad-untuk-penuhi-janjinya-kepada-almarhum-kakak?page=all.