Ilmuwan Ciptakan Embrio Gabungan Manusia-Monyet, Bagaimana Prosesnya?
Spesies monyet makaka ini secara genetik dianggap lebih dekat dengan kita daripada domba dan babi.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Separuh manusia dan separuh monyet.
Itulah embrio yang berhasil diciptakan sekelompok peneliti di sebuah laboratorium di Amerika Serikat.
Ada kontroversi sekaligus beberapa petanyaan yang muncul dari eksperimen ini.
Salah satu pertanyaannya adalah dapatkah embrio ini melahirkan Bigfoot, karena makhluk misterius itu sering dianggap sebagai tahap evolusi yang hilang antara manusia dan kera?
Para ahli tak bermaksud untuk menjawab pertanyaan tersebut dalam eksperimen terbaru ini.
Mereka lebih berusaha untuk "memanfaatkan sistem kultur embrio berkepanjangan yang baru-baru ini dibuat yang mendukung embriogenesis primata ex vivo (manusia dan monyet) ke tahap gastrulasi".
Gastrulasi adalah fase awal dalam perkembangan embrio sebagian besar hewan, di mana blastula berlapis tunggal direorganisasi menjadi struktur berlapis-lapis yang dikenal sebagai gastrula.
Laporan studi terkait eksperiman ini telah terbit di jurnal Cell pada 15 April 2021.
Dalam studi ini, Salk Institute for Biological Sciences di La Jolla, California, bekerja sama dengan sejumlah ilmuwan dari China dan tempat lain untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana sel-sel manusia dan hewan berkomunikasi.
Dalam studi ini mereka menyuntikkan sel-sel punca ber-plurepotensi yang diinduksi (induced pluripotent stem cells) dari manusia ke embrio monyet makaka.
Spesies monyet makaka ini secara genetik dianggap lebih dekat dengan kita daripada domba dan babi.
Science Times melansir, embrio spesies campuran dalam eksperimen ini dikenal sebagai chimera.
Eksperimen ini diharapkan "menjadi strategi yang menjanjikan untuk berbagai aplikasi pengobatan regeneratif, termasuk pembuatan organ dan jaringan untuk transplantasi".
Studi tersebut juga mencatat, "Hasil ini dapat membantu untuk lebih memahami perkembangan manusia awal dan evolusi primata dan mengembangkan strategi untuk meningkatkan chimerisme manusia pada spesies yang jauh secara evolusioner."
Juan Carlos Izpisua Belmonte, profesor di Gene Expression Laboratory di Salk Institute for Biological Sciences, mengatakan kepada NPR bahwa "ini adalah salah satu masalah utama dalam kedokteran --transplantasi organ. Permintaan untuk itu jauh lebih tinggi daripada penawaran."