Hari Kartini
Sosok Soesalit, Anak Tunggal RA Kartini, Capai Pangkat Mayjen, Dituduh di Peristiwa Madiun
Nama Raden Adjeng Kartini yang tenar tidak menjadikan putranya, Soesalit Djojoadhiningrat ikut dielu-elukan masyarakat di Tanah Air.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sosok Soesalit Djojoadhiningrat, anak tunggal Raden Adjeng Kartini yang tak banyak diketahui banyak orang.
Nama Raden Adjeng Kartini yang tenar tidak menjadikan putranya, Soesalit Djojoadhiningrat ikut dielu-elukan masyarakat di Tanah Air.
Sosok Soesalit Djojoadhiningrat seolah 'terlupakan' oleh masyarakat. Sumbangsihnya terhadap Indonesia harusnya diganjar beribu-ribu pujian
RA Kartini meninggal 4 hari setelah melahirkan putra tunggalnya, Soesalit Djojoadhiningrat.
Sehingga anaknya tak melihat ibunya. RA Kartini memang meninggal masih usia muda yakni 25 tahun.

Sejarah mencatat Raden Ajeng Kartini meninggal karena preeklampsia.
Sebuah komplikasi pada kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan tanda-tanda kerusakan organ.
Namun, sampai saat ini kematian RA Kartini masih misteri karena 30 menit sebelum meninggal disebut masih sehat bugar.
Sejak masih kecil, Soesalit Djojoadhiningrat harus merasakan kepiluan karena ditinggal pergi sosok ibu untuk selamanya.
Hanya berselang empat hari sejak Soesalit Djojoadhiningrat lahir ke dunia, Kartini menghembuskan napas terakhir.
Kartini melahirkan anak pertamanya pada 13 Septemer 1904.
Saat itu, ayah Soesalit Djojoadhiningrat adalah Bupati Rembang, Raden Mas Adipati Ario Djojoadiningrat.
Ketika Soesalit Djojoadhiningrat berusia delapan tahun, Ario Djojodiningrat menyusul sang istri ke hadapan Sang Pencipta.
Adapun Soesalit Djojoadhiningrat yang sudah tak punya ibu dan ayah di usia muda itu kemudian diurus oleh kakak tiri tertuanya Abdulkarnen Djojoadiningrat.

Mulai dari urusan sekolah hingga pekerjaan.