Sosok Tokoh
Sosok Ibnu Sina Filsuf & Ilmuwan, Dijuluki Bapak Kedokteran Modern, Hafal Al-Quran di Usia 10 Tahun
Ia merupakan tabib Muslim Persia yang paling terkenal dan berpengaruh dari filsuf-ilmuwan dunia Islam abad pertengahan.
Buku II dari Canon adalah "Materia Medica", Buku III mencakup "Penyakit Kepala-ke-Ujung Kaki," Buku IV membahas "Penyakit Yang Tidak Spesifik pada Organ Tertentu" (demam dan patologi sistemik dan humoral lainnya), dan Buku V menyajikan "Obat Majemuk" (misalnya, theriacs, mithridates, electuaries, dan cathartics).
Buku II dan V masing-masing menawarkan ringkasan penting dari sekitar 760 obat sederhana dan gabungan yang menguraikan patologi humoral Galen.
Sayangnya, catatan klinis asli Ibnu Sina, yang dimaksudkan sebagai lampiran pada Canon, hilang, dan hanya teks Arab yang bertahan dalam terbitan Romawi tahun 1593.
Pengaruh Ibnu Sina meluas ke praktik medis modern.
Pengobatan berbasis bukti, misalnya, sering disajikan sebagai fenomena yang sepenuhnya kontemporer didorong oleh uji klinis tersamar ganda.
Namun, seperti yang ditunjukkan oleh sejarawan medis Michael McVaugh, para dokter abad pertengahan berusaha keras untuk membangun praktik mereka berdasarkan bukti yang dapat diandalkan.
Di sini, Ibnu Sina memainkan peran utama sebagai tokoh terkemuka dalam literatur Yunani-Arab yang mempengaruhi dokter abad ke-13 seperti Arnold dari Villanova ( c. 1235–1313), Bernard de Gordon (fl. 1270–1330), dan Nicholas dari Polandia ( c. 1235–1316).
Di bidang kedokteran, Ibnu Sina memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap sekolah-sekolah Eropa hingga abad ke-17.
Kepentingan Avicenna yang terus berlanjut sebagai sosok yang menjulang tinggi dalam sejarah Islam dapat dilihat di makamnya di Hamadan.
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Perjalanan Hidup Ibnu Sina, Filsuf dan Ilmuwan yang Diagungkan Dunia Kedokteran Eropa Modern