Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hari Kartini

Benarkah RA Kartini Meninggal Karena Diracun? Suami: Dengan Tenang saat Terakhir Dia di Pelukan Saya

Misteri kematian RA Kartini. Sang suami, Raden Mas Djojoadiningrat ungkap saat-saat terakhir Kartini. Benarkah Kartini diracun?

Editor: Frandi Piring
Arsip/Istimewa
Misteri kematian RA Kartini yang diduga diracun. Sang suami, Raden Mas Djojoadiningrat ungkap saat-saat terakhir Kartini. 

Bahkan Kartini dikabarkan sempat meminum anggur untuk keselamatan bayi dan sang ibu.

Tapi 30 menit setelah sang dokter pulang, Kartini mengeluh sakit perut. Ketika sang suami memanggil dokter lagi, kondisi penulis 'Habis Gelap Terbitlah Terang' itu pun sudah parah.

Desas desus pun berkembang. Banyak yang menduga Kartini meninggal karena diracun.

Namun sampai sekarang hal ini belum terbukti. Hingga akhirnya pihak keluarga mengikhlaskan kematian pejuang emansipasi perempuan di Indonesia ini.

Keluarga menganggap kematian Kartini murni karena dia berjuang untuk melahirkan anaknya.

Sedangkan para dokter modern di era sekarang berpendapat Kartini meninggal akibat mengalami preeklamsia.

Disebutkan bahwa tekanan darah Kartini naik dan sempat kejang.

Melansir Mayo Clinic, preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan pada sistem organ lain, paling sering pada hati dan ginjal.

Salah satu tanda preeklamsia yang khas ialah kenaikan tekanan darah yang melebihi 140/90 mm Hg.

Bila tidak segera ditangani dengan cepat dan tepat, preeklamsia dapat menyebabkan komplikasi serius bagi sang ibu.

Potret Keluarga RA <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/kartini' title='Kartini'>Kartini</a>. Misteri kematian RA <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/kartini' title='Kartini'>Kartini</a> yang diduga <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/diracun' title='diracun'>diracun</a>.

(Foto: Potret Keluarga RA Kartini. Misteri kematian RA Kartini yang diduga diracun. (wordpress)

Komplikasi preeklamsia yang bisa terjadi seperti gagal hati atau ginjal dan masalah kardiovaskular di masa depan.

Selain itu preeklamsia juga bisa menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa.

Ketika seorang ibu mengalami preeklamsia, biasanya mereka akan mengalami gejala kenaikan berat badan hingga beberapa bagian tubuh membengkak.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved